Top News: Bursa Asia Jatuh dan Klarifikasi BEI soal Data IHSG Anjlok di Google


Berikut adalah ringkasan berita terbaik kemarin yang mencakup berbagai peristiwa penting di pasar keuangan dan operasional perbankan. Kabar mengenai jadwal operasional Bank BRI selama libur Lebaran 2025 menjadi perhatian utama bagi nasabah. Sementara itu, pasar modal diwarnai oleh gejolak dan isu yang cukup menggemparkan.
Salah satu isu yang mencuat adalah klaim Google mengenai potensi penurunan tajam IHSG, yang kemudian diklarifikasi oleh BEI. Selain itu, bursa saham Asia secara umum mengalami penurunan signifikan, yang berdampak pada indeks-indeks utama seperti Nikkei dan Kospi. Sentimen pasar juga dipengaruhi oleh kebijakan tarif yang diterapkan oleh Trump.
Dampak dari kebijakan tarif Trump juga terasa pada nilai tukar Rupiah, yang menyebabkan Bank Indonesia melakukan intervensi di pasar NDF. Kelima berita ini menjadi tren utama kemarin, mencerminkan dinamika pasar keuangan dan dampaknya terhadap perekonomian.
Jadwal Operasional Buka Bank BRI Periode Libur Lebaran 2025
Bank BRI akan tetap memberikan layanan perbankan terbatas selama libur Idul Fitri 2025, meskipun bank nasional dan swasta lain tidak beroperasi sesuai jadwal libur bersama. BRI menyiapkan 104 kantor cabang yang beroperasi selektif dan fasilitas Weekend Banking tetap tersedia untuk kemudahan transaksi. Jadwal hari dan jam operasional sudah ditentukan dan dirilis resmi oleh pihak BRI.
BRI akan tetap melayani nasabah melalui program Weekend Banking di 66 kantor cabang pada 5 dan 6 April 2025, dan layanan terbatas di 104 kantor cabang pada 30 Maret, 2 April, dan 4 April 2025 dengan penyesuaian waktu operasional. Libur lebaran resmi dimulai sejak 28 Maret 2025, lalu berlanjut mulai 31 Maret hingga 7 April sesuai SKB Tiga Menteri. Ingin tahu detail jam operasional dan lokasi kantor cabang yang buka? Simak informasi selengkapnya!. Baca berita selengkapnya
Heboh Google Sebut IHSG Anjlok 11,4% ke Level 5.730, Ini Kata BEI
Google menampilkan data IHSG anjlok drastis pada Senin (7/4), padahal BEI sedang libur Idul Fitri dan belum ada aktivitas perdagangan. Manajemen BEI menyatakan data tersebut merupakan bagian dari pengujian internal sistem yang rutin dilakukan dan meminta agar diabaikan jika ditemukan. Hal ini dilakukan untuk memastikan perdagangan berjalan baik setelah libur panjang.
Bersamaan dengan munculnya data anjloknya IHSG di Google, bursa Asia Pasifik mengalami keruntuhan akibat kekhawatiran perang dagang global yang dipicu kebijakan tarif impor AS. Indeks Hang Seng memimpin pelemahan diikuti bursa Shanghai, Shenzen, Nikkei, Kospi, Taiwan dan beberapa bursa Asia Tenggara lainya. Pasar saham Indonesia masih libur, namun apa yang terjadi saat BEI kembali beroperasi pada Selasa (8/4)?. Simak berita selengkapnya
Bursa Asia Jatuh, Nikkei Anjlok 6,4% dan Perdagangan Kospi Dihentikan Sementara
Bursa Asia Pasifik mengalami penurunan signifikan pada Senin pagi, dipicu oleh kekhawatiran akan perang dagang global akibat kebijakan tarif yang diterapkan oleh Presiden AS Donald Trump. Penurunan tajam terjadi di pasar Jepang, Korea Selatan, dan Australia, dengan indeks utama mencatatkan penurunan persentase yang besar dan mencapai level terendah dalam beberapa bulan terakhir. Sentimen penghindaran risiko meningkat di kalangan investor, memperburuk kondisi pasar secara keseluruhan.
Harga minyak dan emas juga mengalami penurunan signifikan, dengan harga minyak mentah AS jatuh di bawah $60 per barel dan harga emas spot anjlok di bawah $3.000 per ons. Penurunan ini disebabkan oleh hilangnya harapan investor terhadap negosiasi tarif yang berhasil dan kebutuhan untuk menutupi kerugian akibat kemerosotan pasar yang lebih luas. Apakah langkah-langkah selanjutnya yang akan diambil oleh pemerintah dan pelaku pasar untuk meredam dampak dari gejolak ekonomi ini? Baca berita selengkapnya
Bursa Asia Pasifik Ambruk Imbas Tarif Trump, Hang Seng Anjlok 11%
Gelombang aksi jual besar-besaran melanda pasar saham Asia-Pasifik pada hari Senin, didorong oleh kekhawatiran akan perang dagang global yang dipicu oleh kebijakan tarif Presiden AS Donald Trump. Indeks-indeks utama seperti Hang Seng, Shanghai, dan Nikkei mengalami penurunan signifikan, mencerminkan sentimen pasar yang sangat negatif terhadap prospek ekonomi global. Sektor teknologi menjadi yang paling terpukul, dengan saham-saham seperti Renesas Electronics, SoftBank Group, dan SK Hynix mengalami penurunan dua digit.
Penurunan ini memaksa ekonom Nomura untuk merevisi turun perkiraan pertumbuhan PDB Jepang untuk tahun fiskal 2025, mengindikasikan dampak langsung kebijakan tarif terhadap ekonomi regional. Dampak tarif ini diperkirakan akan mulai terasa pada kuartal kedua tahun 2025, semakin memperburuk sentimen investor. Lalu, bagaimana detail perhitungan penurunan PDB Jepang oleh ekonom Nomura? Klik berita ini untuk membaca kelanjutannya
Rupiah Terpuruk Imbas Tarif Trump, BI Lakukan Intervensi di Pasar NDF
Bank Indonesia (BI) melakukan intervensi di pasar NDF untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah akibat tekanan global yang meningkat karena perang dagang AS-Cina. Tekanan terhadap rupiah terjadi di pasar off-shore (NDF) selama libur panjang Idulfitri, dipicu oleh kebijakan tarif resiprokal AS dan retaliasi tarif Cina yang menimbulkan gejolak di pasar keuangan global. Kondisi ini mendorong arus keluar modal dari negara berkembang dan meningkatkan tekanan pelemahan terhadap nilai tukar rupiah.
BI melakukan intervensi secara berkesinambungan di pasar off-shore Asia, Eropa, dan New York, serta akan melanjutkan intervensi agresif di pasar domestik melalui pasar valas (spot dan DNDF) dan pembelian SBN. Selain itu, BI juga akan mengoptimalkan instrumen likuiditas rupiah untuk memastikan kecukupan dana di pasar uang dan sistem perbankan nasional. Dengan serangkaian langkah ini, bagaimana BI memastikan stabilitas rupiah di tengah ketidakpastian global? Temukan jawabannya dengan membaca artikel selengkapnya.. Klik berita ini untuk membaca kelanjutannya