Perindo Usung Hary Tanoe dan Prabowo sebagai Capres, Selain Jokowi

Ameidyo Daud
Oleh Ameidyo Daud - Yuliawati
4 Agustus 2017, 13:33
Hary Tanoesoedibjo
ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari
Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto, Ketua Umum Hary Tanoesoedibjo dan pimpinan partai lain yang berkoalisi dalam Pilgub DKI Jakarta.

Partai Persatuan Indonesia (Perindo) akan mengusung Presiden Joko Widodo (Jokowi)  dalam bursa calon presiden 2019. Namun, selain itu Perindo juga mengajukan calon lain yakni Ketua Umum Perindo Hary Tanoesoedibjo dan Ketua Umum Partai Gerindra Parabowo Subianto.

Ketiga nama ini akan dibawa dalam Rapat Pimpinan Nasional Partai Perindo pada akhir tahun 2017. “Masing-masing pimpinan daerah akan memaparkan pandangannnya kemudian kami mengambil keputusan dengan mengutamakan musyawarah untuk mufakat,” kata Sekjen Partai Perindo Ahmad Rofiq saat dihubungi Katadata, Jumat (4/8).

Rofiq mengatakan meski ada calon lain, kemungkinan besar Perindo akan berkonsentrasi mendukung Jokowi. “Pemerintah perlu stabilitas politik dalam proses pembangunan, dengan makin banyak dukungan dapat menjadi modal dasar agar lebih stabil,” kata dia.

(Baca: Perindo Merapat, Wiranto Enggan Tanggapi Proses Hukum Hary Tanoe)

Wacana mendukung Jokowi sebagai calon presiden, kata Rofiq, muncul sekitar dua bulan belakangan di jajaran elit Perindo. “Momentumnya (untuk membuka ke publik) beberapa hari lalu,” kata Rofiq.

Sebelum pengumunan mendukung Jokowi, para kader Perindo telah menyatakan mendukung Hary Tanoe yang merupakan pendiri partai, untuk maju dalam Pilpres 2019. “para kader memang mendukung Hary Tanoe, namun dia lebih memilih mendukung Jokowi,” kata Rofiq.

Sementara Prabowo akan diusung dalam Rapimnas karena posisinya yang sudah jelas akan maju Pilpres lewat Gerindra. “Prabowo menjadi calon potensial, pernah maju sebagai calon presiden,” kata Rofiq.

Hary Tanoe, yang pernah menjadi Ketua Badan Pemenangan Pemilu Hanura, mendirikan Partai Perindo pada 2015. Sejak Perindo berdiri, partai memilih berada di kubu oposisi berkoalisi dengan Gerindra dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Koalisi partai ini di antaranya dalam mendukung Anies Baswedan - Sandiaga Uno dalam pemilihan gubernur DKI Jakarta.

 (Baca juga: Hary Tanoe Tak Hadiri Pemeriksaan Tersangka, Minta Jadwal Ditunda)

Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo mengatakan bertemu dengan Hary selama lima jam, sebelum Perindo mengumumkan akan mengusung Jokowi sebagai capres 2019.  

Dia mengatakan dalam pertemuan tersebut tak membahas sama sekali soal koalisi, hanya kinerja pemerintahan. Dia juga menambahkan dalam pertemuan tersebut ada juga beberapa kepala daerah. "Mengobrol saja ramai-ramai, ada beberapa gubernur juga," ujar Tjahjo, Rabu malam.

Sekretaris Kabinet Pramono Anung mengatakan, semakin banyak dukungan dari partai politik menunjukkan prestasi Jokowi. “Ini menunjukkan kepuasan tinggi ke Presiden,” katanya.

Ia juga menyebut dukungan ini akan berdampak cukup signifikan. Apalagi, nantinya baik Pemilihan Presiden mau pun Pemilihan Umum Legislatif akan berjalan bersamaan.

Sebaliknya, kubu Gerindra menyikapi negatif rencana Hary Tanoe.  Wakil Ketua Umum Partai Gerinda Fadli Zon menyatakan dukungan kepada pemerintah kemungkinan karena didorong posisi Hary Tanosoedibjo sedang tersangkut masalah hukum.

"Persoalan yang menyangkut hukum-hukum bisa dijadikan alat untuk menekan lawan politik, sekaligus merangkulnya. Saya kira ini akan membahayakan demokrasi karena dijadikan alat itu bagi hal-hal yang seperti itu," kata Fadli kepada wartawan.

 (Baca: Hary Tanoe Anggap Penetapan Tersangka Sebagai Serangan Politik)

Editor: Yuliawati
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...