Upaya Dody Andri Menembus Pasar Mancanegara dengan Produk Unik Ruaya

Dimas Jarot Bayu
29 September 2018, 14:00
Tas Kayu Ruaya
Katadata | Istimewa

Kompetisi di antara para pengrajin kayu dewasa ini semakin ketat. Mereka harus mampu memunculkan inovasi baru agar tak kalah bersaing di tengah perkembangan zaman.

Lantaran itu, bahan kayu pun tak bisa lagi hanya diproduksi sebagai furnitur biasa. Ia harus mampu berevolusi menjadi berbagai produk lain yang mempunyai keunikan. Semata agar mampu menarik hati konsumen.

Inilah yang terbesit di pikiran Dody Andri. Pembuat jenama Ruaya itu memastikan nilai tersebut ketika membuat produk unik berbahan dasar kayu, semisal tas, pelantang (speaker), hingga dompet.

Berawal sejak 2014, Dody melihat banyak pengrajin di Bantul, Yogyakarta mulai berinovasi membuat jam tangan berbahan dasar kayu. Karena tertarik, dia ikut mempelajari pembuatan jam tersebut. “Kami belajar banyak dari kayu, dari metode, dan sebagainya,” kata Dody ketika ditemui Katadata.co.id saat Pameran Kriyanusa 2018 di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta, Rabu (26/9).

Sayangnya, Dody menilai pengrajin jam tangan berbahan dasar kayu sudah membanjir Yogyakarta. Mereka berlomba memberikan produk murah, namun dengan kualitas yang tetap baik. Di sisi lain, pasar untuk jam tangan berbahan kayu tidak begitu besar.

Karenanya, dia merasa perlu membuat produk berbahan kayu yang lebih unik. Dody kemudian menghasilkan produk pertamanya, yakni speaker berbahan dasar kayu. Produk tersebut dibuat karena terinspirasi dari salah satu pelantang yang dia lihat di sebuah pameran. Kala itu, speakernya berbahan bambu.

Produk pelantang itu lantas membuat nama Ruaya cukup terkenal. Dody kerap diundang ke berbagai pameran, tak hanya di kancah nasional, juga internasional. 

Pengalaman mengikuti berbagai pameran membuatnya mendapat banyak masukan untuk inovasi produk-produk yang lain. Di tengah melesunya penjualan speaker, dia melihat bahwa pasar perempuan cukup potensial untuk dimasuki.

Lalu, dia mematangkan produknya untuk berfokus di ranah mode (fashion). “Akhirnya ketemulah tas,” kata Dody yang menjualnya dengan harga Rp 650 hingga 950 ribu. Setiap bulan,  dia menjual 30-50 tas berbahan dasar kayu untuk pasar dalam negeri.

Sementara untuk ekspor, dalam satu bulan biasanya menjual 3-4 tas dengan tujuan utama Amerika Serikat. Kebanyakan penjualan harian datang dari online, selain dari mengikuti aneka pameran kerajinan.

Agar pasarnya semakin besar, dia bakal terus berinovasi dengan bahan baku kayu. Dia bakal mengikuti filosofi Ruaya, yakni siklus penyebaran ikan cakalang ketika berkembang biak, untuk terus melakukan inovasi.

Cakalang harus terus bergerak agar saluran dalam tubuhnya tidak membeku. “Pilihannya dia bergerak atau mati, seperti yang kami terapkan saat ini. Kalau tidak bergerak, berinovasi, ya kami tidak bisa apa-apa,” ujarnya.

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...