Cerita Importir Produk Kerajinan Indonesia di Jepang
Keunikan produk kerajinan tangan Indonesia banyak diminati di Jepang. Hal ini dikemukakan Seiji Igarashi, salah satu importir dan pemasok produk-produk Indonesia.
Igarashi sekaligus merupakan pemilik dan pendiri perusahaan Bali Paradise yang berlokasi di kawasan Machida, Yokohama, Jepang. Ia telah menjalankan usahanya sebagai importir produk Indonesia selama 11 tahun.
"Hingga kini, produk kerajinan tangan dari Indonesia tetap diminati konsumen Jepang, baik perorangan maupun pelaku usaha seperti restoran, hotel, dan spa," kata Igarashi, dikutip dari siaran pers Atase Perdagangan Tokyo, Sabtu (24/8).
Sejak tahun 2008, Igarashi konsisten memasok produk-produk dari Indonesia ke Jepang. Bali Paradise mengimpor sekitar satu kontainer kerajinan tangan per bulannya.
Menurutnya, produk Indonesia berkualitas baik dan harganya bersaing. “Selain itu, sifat kekeluargaan dan kehangatan masyarakat Indonesia lah yang membuat saya selalu suka untuk selalu berbisnis dengan Indonesia," lanjut Igarashi.
(Baca: Berkah Hari Raya Kurban, Omzet Perajin Besek di Daerah Melonjak)
Lebih lanjut Igarashi menjelaskan, hingga saat ini hubungan perdagangan antara Bali Paradise dengan pemasok di Indonesia berjalan lancar, tanpa kendala berarti.
Bali Paradise termasuk sebagai perusahaan golongan menengah. Perusahaan ini mendistribusikan produknya ke seluruh Jepang melalui tujuh distributor utama. Menurut Igarashi, pesaing utama produk Indonesia ialah produk furnitur kayu asal Vietnam.
Adapun produk yang paling banyak diminati konsumen Jepang adalah produk kerajinan tangan yang ukurannya kecil-kecil dan unik. Tak heran, suasana kantor sekaligus ruang pamer produk Bali Paradise mirip dengan toko cendera mata Krishna Bali atau Mirota Jogja. Hampir semua produk yang dipajang berasal dari Indonesia.
Saat ini, Bali Paradise berencana menambah jenis produk baru yang bisa ditawarkan kepada pelanggannya. Igarashi juga sedang mencari pemasok lain dari luar Bali untuk jenis produk-produk baru yang belum dimilikinya.
(Baca: Berdenyutnya Desa-desa Wisata di Kaki Borobudur)
Igarashi berharap Atase Perdagangan Tokyo dapat membantunya mendapatkan pemasok produk-produk tersebut. "Kami siap membantu Bali Paradise menemukan pemasok-pemasok baru untuk menambah dan memperbanyak jenis produk yang dapat diekspor ke Jepang," kata Atase Perdagangan RI di Tokyo, Arief Wibisono.
Neraca Perdagangan Indonesia-Jepang
Pada 2018, nilai perdagangan Indonesia-Jepang tercatat sebesar US$ 37,44 miliar. Dari jumlah itu, Indonesia mengalami surplus sebesar US$ 1,49 miliar. Pada periode Januari-Juni 2019, nilai perdagangan kedua negara mencapai US$ 15,66 miliar dengan neraca surplus senilai US$ 336 juta.
Ekspor Indonesia ke Jepang pada 2018 tercatat senilai US$ 19,47 miliar terdiri dari ekspor migas senilai US$ 3,16 miliar dan ekspor nonmigas senilai US$ 16,31 miliar. Sementara, nilai impor Indonesia dari Jepang tercatat senilai US$ 17,98 miliar.
Sedangkan, ekspor produk kerajinan tangan tahun 2018 tercatat senilai US$ 28,17 miliar. Indonesia berada di posisi kelima pemasok produk kerajinan tangan ke Jepang, setelah China, Vietnam, Filipina, dan Thailand.