Pindah Ibu Kota, Jonan Sebut PLN Tambah Sambungan Listrik Kalimantan
Presiden Joko Widodo telah memutuskan Ibu Kota Indonesia akan pindah ke Kabupaten Kutai Kartanegara dan Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasus Jonan mengatakan tidak akan ada masalah kelistrikan di ibu kota baru karena pasokan listrik di wilayah tersebut bisa terpenuhi dengan baik.
Menurut Jonan, PT PLN (Persero) sudah dapat melakukan pemasangan listrik dalam jumlah yang besar. "Tiap tahun juga sambung listrik, memasang listrik besar sekali 1 juta hingga 1,5 juta sambungan, jadi tidak masalah," kata Jonan dalam siaran pers pada Jumat (30/8).
Jumlah sambungan tersebut berdasarkan rencana jumlah pegawai Aparatur Sipil Negara (ASN) yang akan ikut dipindah ke ibu kota baru. "Misalnya tahap pertama kira-kira 200 ribu ASN, dikali lima orang (satu keluarga) sudah satu juta. Jadi kalau dipindah sampai sekitar 250 ribu atau 500 ribu rumah tangga mestinya tidak ada masalah," ujar Jonan
(Baca: Ibu Kota Baru Berlokasi di Sekitar Lahan Tambang dan Potensi Gempa)
Kementerian ESDM juga terus berkoordinasi dengan Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) terkait pemetaan wilayah untuk tata ruang serta kesiapan infrastruktur energi, khususnya ketenagalistrikan.
Ada dua unit dari Kementerian ESDM yang akan mendukung persiapan pindah ibu kota, yakni kelistrikan dan Badan Geologi. Badan Geologi akan mempersiapkan topografi, studi tanah, air, cekungan air tanah dan sebagainya untuk ibu kota baru.
Data dan informasi kebumian menjadi aspek penting dalam pembangunan infrastruktur dan tata ruang. Rekomendasi yang dihasilkan Badan Geologi akan menjadi bahan masukan sekaligus evaluasi terhadap Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) ibu kota baru.
(Baca: Pengusaha Besar di Sekitar Ibu Kota Baru, dari Prabowo hingga Bakrie)