PLN Studi Banding ke London untuk Penanganan Listrik Padam

Image title
10 September 2019, 21:10
PLN, Listrik Mati
ANTARA FOTO/PUSPA PERWITASARI
Plt Direktur Utama Perusahaan Listrik Negara (PLN) Sripeni Inten Cahyani menyampaikan keterangan kepada wartawan usai bertemu dengan pimpinan Komisi VII DPR di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Selasa (6/8/2019).
PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) memutuskan untuk studi banding sistem kelistrikan ke London. Studi banding dilakukan terkait pemadaman listrik di sebagian wilayah Pulau Jawa pada awal Agustus lalu. 
 
Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Utama PLN Sripeni Inten Cahyani mengatakan studi banding untuk memperbaiki  kinerja PLN ketika terjadi pemadaman listrik. "Kami juga akan studi banding ke beberapa negara terkait dengan blackout di UK. Kami akan lihat perbandingan sistem kelistrikan di Indonesia khususnya di Jawa Bali dengan di London. Kami juga menyadari pasti ada perbedaan," kata Inten, di Gedung Komisi VII DPR , Jakarta, Selasa (10/9).
 
Selain studi banding. PLN membuat enam program utama dalam perbaikan sistem kelistrikan ketika terjadi pemadaman listrik. Tiga program di antaranya berkaitan dengan masalah teknik. Pertama, mengevaluasi dan menyempurnakan pertahanan dan teknologi sistem kelistrikan Jawa Bali.
Selain itu, PLN akan memperbaiki sistem pengamanan yang berkaitan dengan pembangkit dan juga gardu induk.  "Dalam lakukan review kami melibatkan manufaktur dari General Electric dan Siemens, apakah ada teknologi yang berkembang untuk dapat kami update kembali," kata Inten.
 
PLN juga melakukan sistem perlindungan di masing-masing bidang seperti pembangkit, transmisi maupun gardu induk. Kemudian perbaikan lainnya terkait pengamanan jalur sistem jaringan kelistrikan 500 kilo Volt (kV‎), 275 kV dan kV di Jawa Bali.
 
PLN pun telah menandatangani kerjasama dengan TNI untuk memudahkan pemeliharaan jaringan transmisi dan meminimalisir pemicu ganguan kelistrikan.
 
"Sudah dilakukan penanganan khususnya di area kritis misalnya di Cibinong ganduk, ada ikatan keluarga korban sutet, memang sulit untuk dieksekusi untuk pengamanan atau pembersih dr wilayah jaringan transmisi," ujarnya. 

Editor: Ratna Iskana

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...