Ini Profil Tiga Direksi Perum Perindo yang Ditangkap KPK
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) melakukan Operasi Tangkap Tangan (OTT) di Jakarta dan Bogor, Senin (23/9). Ada sembilan orang yang ditangkap dalam kasus yang diduga terkait dengan kuota impor ikan.
Tiga di antaranya adalah direksi Perum Perikanan Indonesia (Perindo), sisanya adalah karyawan Perum Perindo dan pihak swasta yang diduga mengajukan kuota impor ikan tersebut. Dalam OTT tersebut, KPK mendapati barang bukti berupa uang senilai US$ 30 ribu atau lebih dari Rp 400 juta.
Perum Perindo memiliki beberapa lini bisnis, yakni mengelola kawasan perikanan, budidaya, pengolahan dan perdagangan, serta mengoperasikan kapal penangkap ikan. Untuk perdagangan ekspor maupun impor, Perum Perindo menyebutkan kapasitasnya mencapai 5.ooo ton ikan per tahun.
Saat ini, Kementerian BUMN belum menonaktifkan ketiga direksi Perum Perindo karena menunggu hasil konsultasi dengan Biro Hukum. Siapa saja ketiga direksi Perum Perindo yang tersangkut OTT tersebut? Berikut ini profil singkatnya.
1. Direktur Utama Risyanto Suanda
Pria kelahiran Karawang, 24 Februari 1976 ini ditunjuk oleh Menteri BUMN Rini M. Soemarno untuk menggantikan Syahril Japarin pada Desember 2017. Sebelumnya, ia menjabat sebagai direktur usaha Perum Perindo sejak Maret hingga Desember 2017.
Risyanto akrab dengan dunia perikanan sejak kecil. Sepulang sekolah, ia kerap membantu sang ayah mencatat jenis-jenis ikan dan nama nelayan yang berbisnis dengan orang tuanya. Ia juga sering menjaga toko kelontong milik ibunya yang menjual keperluan para nelayan di pesisir Karawang.
Selepas SMA, Risyanto meninggalkan kampung halamannya untuk kuliah di Jogja. Ia meraih gelar sarjana perikanan dengan spesialisasi pengelolaan sumber daya perikanan dari Universitas Gajah Mada (UGM) pada 1998. Kemudian ia mendapatkan beasiswa dari Bank Dunia untuk melanjutkan pendidikan S2 dan lulus dengan gelar Magister Sains bidang remote sensing untuk pengelolaan wilayah pantai dari UGM.
Tak puas menimba ilmu hingga jenjang S2, Risyanto pun melanjutkan pendidikannya ke jenjang S3. Ia mengambil program doktoral di bidang Manajemen Bisnis di Sekolah Bisnis Institut Pertanian Bogor (IPB).
Sebelum menjadi pejabat BUMN, Risyanto pernah menjadi direktur PT Geo Solusi Indonesia pada 2007 hingga 2008. Ia juga menjadi pendiri dan CEO PT Mitratech Andal Sinergia, perusahaan konsultan dan penyedia solusi geomatik, teknologi informasi, dan komunikasi.
Risyanto juga mendirikan PT Mitra Agri Selaras yang bergerak di bidang pertanian pada 2008-2016. Ia juga pernah menjadi komisaris PT Mulia Abadi Suplai pada periode 2013-2016.
(Baca: Tangkap Direksi Perindo, KPK Amankan Barang Bukti US$ 30 Ribu)
2. Direktur Keuangan Arief Goentoro
Arief menjabat sebagai direktur keuangan Perum Perindo sejak 8 Oktober 2018. Menurut informasi di laman Perum Perindo, Arief meraih gelar sarjana pertanian dari Fakultas Pertanian UGM pada 1996.
Ia melanjutkan studinya di Program Studi Magister Manajemen Agribisnis Program Pascasarjana UGM. Karier Arief dimulai sebagai pegawai di Asuransi Astra pada 1997. Ia juga pernah bekerja di PT Bank Rakyat Indonesia Tbk pada 2002-Januari 2018. Posisi terakhirnya di BRI adalah Assistant Vice President Corporate Credit Risk Policy. Sebelum ditugaskan ke Perum Perindo, Arief menjabat sebagai General Manager Credit Risk Management di PT Pegadaian (Persero) pada periode Januari-Oktober 2018.
3. Direktur Operasional Farida Mokodompit
Farida menjadi satu-satunya perempuan yang menduduki jabatan direksi di Perum Perindo. Ia adalah lulusan Politeknik Ilmu Pelayaran (PIP) dan Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP). Farida melanjutkan pendidikannya ke jenjang S2 dan mendapat gelar Master of Transportation Management dari Sekolah Tinggi Manajemen Transportasi Trisakti.
Karier Farida dimulai dari menjadi Crewing Manager pada 2005 hingga menjabat sebagai Senior Manager Operation, Marketing and Fleet di PT Djakarta Lloyd pada 2013. Tugasnya di Perum Perindo dimulai pada 2015 sebagai General Manager Fleet and Operations hingga Februari 2017. Kementerian BUMN kemudian menugaskan Farida menjadi Direktur Operasional PT PANN Pembiayaan Maritim pada Maret 2017 sebelum ia kembali bergabung dengan Perum Perindo pada 8 Oktober 2018.
(Baca: Kementerian BUMN Minta Perindo Tetap Jalan Meski Direksi Ditangkap KPK)