Karier Bupati Indramayu dari Nol hingga Miliki Harta Rp 8,5 Miliar
Satu lagi kepala daerah terjaring dalam Operasi Tangkap Tangan (OTT) yang dilakukan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Senin (14/10) malam hingga Selasa (15/10) dini hari. Bupati Indramayu Supendi ditangkap bersama tujuh orang lainnya, antara lain ajudan bupati, pegawai, rekanan swasta, kepala dinas, dan sejumlah pejabat dinas pekerjaan umum.
Wakil Ketua KPK Basaria Panjaitan mengatakan, Supendi, Kepala Dinas PUPR Indramayu Omarsyah, dan Kepala Bidang Jalan Dinas PUPR Indramayu Wempy Triyono diduga menerima imbalan (fee) terkait tujuh proyek jalan dari Carsa AS, kontraktor pelaksana proyek. Nilai imbalan mencapai 5%-7% dari nilai proyek yang sebesar Rp 15 miliar.
Supendi diduga telah menerima pembayaran sebesar Rp 200 juta. Pembayaran pertama sebesar Rp 100 juta pada Mei 2019 yang digunakan sebagai Tunjangan Hari Raya (THR). Pembayaran kedua sebesar Rp 100 juta pada 14 Oktober 2019 untuk membayar dalang wayang kulit dan gadai sawah. Dalam OTT tersebut, KPK menyita barang bukti total senilai Rp 685 juta.
(Baca: Kasus Proyek Dinas PUPR, KPK Tangkap Bupati Indramayu)
Dari Sekretaris Camat hingga Bupati
Siapakah sebenarnya Supendi dan bagaimana kiprahnya selama menjabat bupati Indramayu? Supendi adalah putra asli Indramayu yang lahir pada 14 Agustus 1958. Supendi dibesarkan di tengah keluarga petani di Desa Bongas, Indramayu. Ia pernah menjadi sekretaris Camat Kecamatan Gabus Wetan, Cikedung pada 1989. Kemudian, kariernya menanjak menjadi Camat Kroya pada 1993-1999.
Ia adalah Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Pemerintah Kabupaten Indramayu sebelum terjun ke dunia politik. Pada periode 2000-2002, ia menjabat sebagai kepala bidang Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda) Indramayu. Setahun kemudian, ia dipercaya menjadi kepala Kantor Pemuda Olahraga Indramayu. Ia juga pernah menjabat sebagai kepala Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah.
Supendi terjun ke dunia organisasi massa setelah bergabung dengan Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) Kabupaten Indramayu. Ia pernah menduduki posisi ketua ICMI Kabupaten Indramayu periode 2009-2014. Supendi juga bergabung dengan Partai Golkar, jabatan tertingginya adalah ketua DPD II Partai Golkar Indramayu.
Sebelum menjadi bupati, Supendi adalah wakil bupati Indramayu. Ia mendampingi Bupati Indramayu Anna Sophanah sejak 2010. Pada Pilkada 2015, Anna dan Supendi kembali maju sebagai calon bupati dan wakil bupati yang didukung sejumlah partai, seperti Golkar, Partai Gerindra, PKS, dan Demokrat.
Pasangan Anna-Supendi terpilih kembali untuk menjabat pada periode 2016-2021. Namun, Anna mundur dari jabatannya pada November 2018 dengan alasan ingin mengurus keluarga. Supendi akhirnya dilantik sebagai bupati Indramayu pada 7 Februari 2019 menggantikan Anna.
(Baca: KPK Tangkap Tangan Wali Kota Medan, Uang Rp 200 Juta Diamankan)
Memiliki Harta Kekayaan Rp 8,5 Miliar
Setelah meniti karier sekian lama sebagai PNS maupun pejabat pemda, Supendi memiliki kekayaan yang cukup besar. Berdasarkan laporan Harta Kekayaan Penyelenggara negara (LHKPN) di situs elhkpn.kpk.go.id, per 30 Maret 2019 Supendi memiliki kekayaan bersih Rp 8,5 miliar.
Seperti dilansir Tirto.id, Supendi memiliki 15 bidang tanah dan bangunan di Indramayu dan Bandung dengan nilai Rp 8,46 miliar. Ia juga memiliki beberapa kendaraan, seperti Mitsubishi Pajero Sport dan dua unit Mitsubishi dump truck senilai Rp 1,1 miliar.
Supendi juga tercatat memiliki harta bergerak lainnya senilai Rp 682 juta. Selain itu, ia memiliki kas dan setara kas senilai Rp 164,77 juta. Namun, Supendi juga memiliki utang senilai Rp 1,87 miliar. Dengan demikian, jika dihitung total harta dikurangi utang, kekayaan bersihnya mencapai Rp 8,5 miliar.
(Baca: Korupsi Pelabuhan Segintung, Mantan Bupati Seruyan Jadi Tersangka)