Sering Ngopi Bareng, Susi Pudjiastuti Senang Edhy Jadi Menteri KKP
Susi Pudjiastuti mengaku sangat senang Edhy Prabowo menjadi Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP) periode 2019-2024. Pasalnya, sosok Edhy sudah tidak asing baginya karena kerap minum kopi bersama.
Dalam beberapa bulan sekali, Susi juga bertemu Edhy dalam rapat kerja dengan DPR RI. Edhy memang pernah menjabat sebagai Ketua Komisi IV DPR RI yang membawahi KKP.
“Kami Whatsapp-an dan kadang ngopi bareng. Jadi Edhy tidak asing lagi,” kata Susi di Kantor KKP, Jakarta, Rabu (23/10).
Menurutnya, Edhy telah mengenal Eselon I, II, dan III di KKP. Ia juga mengetahui kelebihan dan kekurangan KKP. “Semua sudah terbiasa ketemu Pak Edhy,” ujar dia.
(Baca: Serah Terima Jabatan, Susi Pudjiastuti Genggam Tangan Edhy Prabowo)
Ia pun menyebut KKP telah menjadi cinta dan hidupnya selama lima tahun. Susi bahkan mengenang saat pertama kali diangkat sebagai menteri oleh Presiden Joko Widodo. Saat itu, Jokowi mengatakan Susi akan menjadi menteri dengan banyak terobosan.
“Jadinya saya terobos semuanya,” katanya.
Makanya ia berpesan kepada Edhy agar meneruskan program yang baik. Salah satunya terkait pelaksanaan Peraturan Presiden (Perpres) No.44 tahun 2016 tentang Daftar Bidang Usaha yang Tertutup dan Bidang Usaha yang Terbuka dengan Persyaratan di Bidang Penanaman Modal. Aturan tersebut mengatur usaha penangkapan ikan tertutup untuk asing.
Di bawah komando Susi Pujiastuti, KKP sangat tegas menindak pencurian ikan (illegal fishing) yang sebelumnya marak terjadi di perairan Indonesia. Sebanyak 488 kapal ikan illegal telah ditenggelamkan KKP sepanjang Oktober 2014-Agustus 2018.
KKP juga mencabut 368 Surat Izin Usaha Perikanan (SIUP) untuk kapal yang sudah tidak beroperasional dan tidak diperpanjang lebih dari dua tahun dan SIUP bagi kapal-kapal yang tidak direalisasikan lebih dari dua tahun sejak diterbitkan. Langkah ini untuk mencegah terjadinya pencurian ikan. Selengkapnya dalam Databoks berikut ini :
(Baca: Unggah Video Perpisahan dengan KKP, Menteri Susi: Perjalanan Tak Mudah)
Selain itu, Susi juga menitipkan penanggulangan alat tangkap yang tidak ramah lingkungan seperti cangkang, bom, dan dinamit. “Ini supaya laut kita lestari,” ujar Susi.
Pasalnya, tanpa kebijakan memerangi illegal fishing (IUU Fishing), biomassa ikan laut Indonesia diperkirakan turun 81 persen. Dengan turunnya biomassa laut maka ketersediaan ikan di perairan Nusantara juga akan berkurang.
Kajian tersebut merupakan hasil penelitian dari Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan Kementerian Kelautan dan Perikanan bersama University of California Santa Barbara (UCSB), Amerika Serikat dalam risetnya “Benefit of Fisheries Sustainability Project Collaboration" seperti tertuang dalam grafik Databoks berikut ini :