Pemerintah akan Percepat Pengentasan Stunting, Begini Langkahnya
Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko memastikan pemerintah bakal mempercepat upaya pengentasan stunting di Indonesia, meski tingkat prevalansinya sudah turun signifikan dalam beberapa tahun terakhir.
Stunting adalah masalah kekurangan gizi kronis yang menyebabkan tinggi badan anak lebih rendah atau pendek (kerdil) dari standar usianya.
Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesda) pada 2013 lalu, prevalensi atau persentase anak yang terjangkit stunting masih sebesar 37,2%. Adapun, hasil riset studi status gizi balita di Indonesia pada tahun ini menyatakan bahwa prevalensi stunting sebesar 27,67%.
(Baca: Lawan Stunting, Pemerintah Siap Sertifikasi Pasangan yang Akan Menikah)
Namun, Presiden Joko Widodo menyebut penurunan prevalensi stunting itu masih lambat. Oleh karena itu, menurut Moeldoko, pemerintah akan berupaya mempercepat penurunan prevalensi stunting di Indonesia.
"Kami akan 'gas' lagi ke depan. Presiden kemarin pada sidang kabinet menginginkan ada percepatan lagi, semakin cepat semakin bagus," kata Moeldoko di Jakarta, Jumat (15/11).
Ia menjelaskan, pemerintah akan mengorganisasi pemerintah daerah, pegiat, dan pengusaha. Selama ini, pemerintah daerah, pegiat, dan pengusaha masih bergerak sendiri-sendiri dalam menyelesaikan persoalan stunting sehingga hasilnya tak optimal.
"Di lapangan itu mungkin terserak ya. Kami akan organize lagi agar menjadi kekuatan nyata, yang gerakannya terukur dengan baik," kata dia.
Selain itu, pemerintah bakal meningkatkan kesadaran masyarakat untuk menjaga lingkungannya dan sanitasi tetap sehat. Pemerintah pun bakal mendorong masyarakat untuk memperhatikan pola makan sehari-hari lewat program “Isi Piringku”.
“Kalau itu semuanya tergerak, maka saya pikir lebih cepat lagi,” kata Moeldoko.
(Baca: Jabatan Menkesnya Ditolak IDI, Terawan Tak Ambil Pusing )
Dalam kesempatan tersebut, KSP juga memberikan penghargaan terhadap sepuluh tokoh dan pegiat pencegahan stunting. Mereka, antara lain pendiri Indonesia Heritage Foundation Ratna Megawangi; CEO dan Ketua Yayasan Sayangi Tunas Cilik (Save The Children Indonesia) Selina Patta Sumbung; Ketua Umum PP Nasyiatul Aisiyah Diyah Puspitarini.
Kemudian, pendiri Yayasan 1000 Days Fund Zack Petersen; pembuat aplikasi Teman Bumil Robyn Soetikno; pendiri Feelwell Ceramic (FWC) Stevia Angesty; istri Bupati Sumba Barat Agustinus Niga Dapawole, Meity H.W. Monteiro. Ada pula pendiri Rumah Gizi Gampang Aripin Rachmad; Direktur Kemitraan Masyarakat Kopernik Noer Wulan Sari Kaban; dan Duta Genre Indonesia Provinsi DKI Jakarta 2018 Heri Kurniawan.
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Muhadjir Effendy menyebut, pemerintah berencana menerbitkan sertifikasi bagi pasangan yang akan menikah guna membantu menurunkan angka stunting.
Sertifikasi ini bakal diberikan lewat pelatihan atau kursus kepada para pasangan yang akan menikah. Isi pelatihan berkisar masalah seputar reproduksi dan penyakit berbahaya bagi anak.