Bahtiar Effendy, dari Keluarga NU, Hingga Akhir Hayat di Muhammadiyah

Pingit Aria
21 November 2019, 13:20
Ketua Umum PP Muhammadiyah Bahtiar Effendy meninggal dunia pada Kamis (21/11) dini hari.
Dok. PP Muhammadiyah
Ketua Umum PP Muhammadiyah Bahtiar Effendy meninggal dunia pada Kamis (21/11) dini hari.

Ketua PP Muhammadiyah Bahtiar Effendy meninggal dunia pada dini hari tadi. Ia mengembuskan napas terakhirnya di Rumah Sakit Islam Jakarta Cempaka Putih setelah sempat dirawat selama beberapa hari.

Informasi wafatnya Bahtiar Effendy diumumkan oleh pengurus Muhammadiyah. "Innalillahi wainnailaihi rajiun,” demikian tertulis pada akun twitter @muhammadiyah, Kamis (21/11).

Mantan Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin pun menyampaikan belasungkawa. Menurutnya, Bahtiar Effendy adalah salah seorang pemikir yang gigih mempersiapkan pendirian Universitas Islam Internasional Indonesia (UIII).

“Semangatnya yang tak pernah padam, wujud dari keikhlasannya yang penuh, sungguh mengagumkan," tulis Lukman Hakim.

Hal senada diungkapkan oleh Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah periode 2005-2010, Din Syamsuddin. Menurutnya, sebagai Ketua PP Muhammadiyah yang membidangi Hubungan Luar Negeri, Bahtiar Effendy merupakan sosok cendekiawan sejati. "Dia pembaca dan penulis" katanya melalui keterangan tertulis di Jakarta, Kamis.

(Baca: Menag Sebut Belajar Agama Lewat Medsos Rawan Jadi Intoleran)

Din menyatakan, almarhum merupakan sahabat karibnya sejak menempuh pendidikan di Fakultas Ushuluddin IAIN, yang saat ini berganti nama menjadi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah (UIN) Jakarta. Keduanya kemudian sama-sama melanjutkan studi ke Amerika Serikat pada 1986.

Saat itu, Din dan Bahtiar muda mewakili pemuda Indonesia pada Konferensi Dunia Agama untuk Perdamaian di Nairobi pada 1984. "Sejak itu kami bersahabat seperti saudara sendiri," kata Din.

Di Negeri Paman Sam, Bahtiar meraih dua gelar master. Pertama, master untuk Kajian Asia Tenggara dari Ohio University di Athens pada 1988 dan master Ilmu Politik dari Ohio State University di Columbia, pada 1991. Gelar Ph.D dalam bidang ilmu politik juga dia raih dari Ohio University.

Menurut Din, sosok pendiri sekaligus dekan pertama FISIP UIN Jakarta itu sebagai teman sehati, teman berdiskusi dan berdebat. Komitmen almarhum terhadap Islam, katanya, sangat kuat sehingga dia geram jika ada perlakuan yang tidak adil terhadap umat.

(Baca: Muhammadiyah Tak Persoalkan Menteri Agama dari Kalangan Militer)

Ia mengungkapkan, Bahtiar yang lahir pada 10 Desember 1958 di Ambarawa itu berasal dari keluarga Nahdatul Ulama (NU). Bahkan, almarhum pernah menjadi pengurus NU di kota kelahirannya. "Dan saya pula yang mengajaknya bergabung dan aktif di Muhammadiyah hingga akhir hayatnya," kata Din.

Jenazah Bahtiar Effendy akan dimakamkan di dekat rumahnya di Depok, Jawa Barat. "Mohon doa semoga Allah SWT melimpahkan husnul khatimah atas almarhum, maghfirah, rahmah dan Jannah-Nya," kata dia.

Reporter: Antara

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...