Wonder Woman 1984, Harapan DC Comics di Tengah Dominasi Marvel

Pingit Aria
9 Desember 2019, 15:16
Gal Gadot dalam Wonder Woman 1984.
Warner Bros
Gal Gadot dalam Wonder Woman 1984.

Hanya lima hari setelah Marvel merilis trailer Black Widow, giliran Warner Bros merilis cuplikan film superhero andalan DC Comics, Wonder Woman 1984. Jika Wonder Woman pertama berlatar kejadian Perang Dunia, dalam sekuelnya, Wonder Woman 1984 menggunakan setting Perang Dingin.

Aktris Israel Gal Gadot akan kembali memerankan Wonder Woman. Dalam trailer yang diunggah di kanal YouTube milik Warner Bros Picture tersebut, Wonder Woman kembali bertemu dengan kekasihnya, pilot Steve Trevor (Chris Pine).

Dengan alunan musik disko dan fesyen berwana mencolok yang lekat dengan kesan 1980-an, Wonder Woman juga kembali beraksi dengan tali laso andalannya di tengah kota. Meski demikian, Warner Bros belum membeberkan detail film sekuel ini.

Melalui siaran persnya, Warner Bros hanya menjelaskan bahwa, "Diana Prince kembali ke dalam konflik dengan Uni Soviet pada masa Perang Dingin di era 1980-an dan bertemu dengan musuh bebuyutannya yang bernama Cheetah."

(Baca: Mengukur Peluang Disney+ Menerobos Dominasi Netflix)

Di dunia DC Comics, Cheetah dikenal sebagai karakter antagonis yang pertama kali muncul di Wonder Woman #6 rilisan tahun 1943. Ini merupakan kali pertama Cheetah muncul di film layar lebar Wonder Woman. Lakon tersebut akan diperankan oleh mantan personel Saturday Night Live, Kristen Wiig.

Film ini akan menjadi kesempatan keempat Wonder Woman muncul dalam jagad DC Extended Universe. Sebelumnya, Wonder Woman tampil di "Batman v Superman: Dawn of Justice", "Wonder Woman", dan "Justice League".

Bagaimanapun, deretan film-film terlaris masih didominasi oleh produksi Marvel: 

Wonder Woman 1984 dijadwalkan rilis pada 5 Juni 2020 mendatang. Berkaca dari kesuksesan film pertamanya, Warner Bros tampaknya membidik penjualan yang cukup besar untuk film ini.

Saat dirilis pada Juni 2017, film Wonder Woman membukukan penjualan sebesar US$ 412,5 juta atau sekitar Rp 5,8 triliun di Amerika Serikat dan US$ 821 juta atau sekitar Rp 11,5 triliun di seluruh dunia. Padahal, studio hanya menganggarkan US$ 150 juta, setara Rp 2,1 triliun untuk produksi film tersebut.

Capaian itu merupakan yang tertinggi untuk film superhero perempuan. Sampai, Captain Marvel hadir pada Maret 2019 dan mendulang US$ 1,12 miliar atau sekitar Rp 15,68 triliun.

(Baca: Yang Baru dan Lama di Film James Bond: No Time To Die)

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...