Star Wars: The Rise of Skywalker, Saga Terakhir dengan Ulasan Buruk
Film Star Wars: The Rise of Skywalker tayang perdana awal pekan ini. Tiket presale film saga terakhir Star Wars ini di Amerika Serikat mendekati rekor pembukaan The Last Jedi di angka US$ 220 juta (sekitar Rp 3,1 triliun).
Namun, sayangnya secara ulasan, The Rise of Skywalker hanya mendapat nilai 58% di Rotten Tomatoes. Dibandingkan seri film Star Wars lainnya, angka itu merupakan yang terburuk kedua. Paling buruk adalah Star Wars: Episode I - The Phantom Menace yang hanya mendapat nilai 53%.
Business Insider menulis, The Rise of Skywalker berusaha terlalu keras untuk melayani penggemar. Akibatnya, alur kisahnya jadi terlupakan.
(Baca: Wonder Woman 1984, Harapan DC Comics di Tengah Dominasi Marvel)
David Sims dari Atlantik menyebut kisah film itu terlalu berbelit-belit. Benar-benar manic. Melompat dari plot satu ke plot lain, lokasi ke lokasi, dengan sedikit memperhatikan logika atau suasana hati.
“Kabar baiknya, meskipun tidak dibangun untuk memenangkan kritik, secara umum film ini bisa sangat ramah penonton,” tulisnya kemarin
Pertanyaannya sekarang apakah The Rise of Skywalker sanggup melewati angka US$ 1 miliar, seperti film Star Wars lainnya di era Disney?
The Last Jedi yang memiliki skor 91% di Rotten Tomatoes menghasilkan pendapatan US$ 1,3 miliar secara global. Film yang tayang pada 2017 itu meraih empat nominasi Oscar, termasuk kategori Efek Visual Terbaik dan Musik Orisinal Terbaik.
(Baca: Yang Baru dan Lama di Film James Bond: No Time To Die)
Pendapatan Seri Film Star Wars
Star Wars merupakan seri film fiksi ilmiah tentang kehidupan di antariksa. Pencipta semestanya, George Lucas, mengawali dengan judul Star Wars: Episode IV – A New Hope pada 1977.
Film itu langsung mencetak sukses atau box office dengan pendapatan US$ 775 juta secara global. Sebanyak 10 nominasi Oscar melekat padanya dan memenangkan enam kategori, termasuk Efek Visual Terbaik, Editing Terbaik, dan Kostum Terbaik.
Setelah itu, muncul dua film lainnya, yaitu Episode V – The Empire Strikes Back (1980) dan Episode VI – Return of The Jedi (1983). Mengutip dari Business Insider, total pendapatan trilogi pertama Star Wars mencapai US$ 418 juta secara global.
Trilogi prekuel kemudian tayang, yaitu Episode I – The Phantom Menace (1999), Episode II – Attack of The Clones (2002), dan Episode III – Revenge of the Sith (2005). Keseluruhan tiga film ini mendatangkan pendapatan US$ 2,4 miliar.
(Baca: Disney Prediksi Pendapatan dari Frozen II Rp 1,8 Triliun dalam Sepekan)
Yang terakhir adalah trilogi sekuel, yaitu Episode VII – The Force Awakens (2015), Episode VIII – The Last Jedi (2017), dan Episode IX – The Rise of Skywalker (2019). Ada pula film di luar sembilan episode itu, yaitu Rogue One A Star Wars Story (2016) dan Solo: A Star Wars Story (2018).
Secara keseluruhan penjualan film-film tersebut, termasuk yang dirilis ulang dan dibuat versi tiga dimensinya (3D), mencapai US$ 9,4 miliar secara global. Jadi, rata-rata satu film menghasilkan US$ 558 juta.
Angka itu belum termasuk penjualan barang dagangan alias merchandise Star Wars. Pada 2011, penjualan mainannya, termasuk action figure, mencapai US$ 3 miliar.
Star Wars secara keseluruhan bercerita tentang Jedi yang memakai Force untuk kebajikan. Di sisi lainnya adalah Sith yang menggunakan Force untuk kejahatan.