Mengenal Kanker Getah Bening yang Diderita Ria Irawan

Pingit Aria
6 Januari 2020, 16:11
Sejumlah kerabat dan anggota keluarga berdoa di dekat jenazah artis Chandra Ariati Dewi (Ria Irawan) di rumah duka Lebak Bulus, Jakarta, Senin (6/1/2020). Ria Irawan meninggal dalam usia 50 tahun karena sakit kanker.
ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga
Sejumlah kerabat dan anggota keluarga berdoa di dekat jenazah artis Chandra Ariati Dewi (Ria Irawan) di rumah duka Lebak Bulus, Jakarta, Senin (6/1/2020). Ria Irawan meninggal dalam usia 50 tahun karena sakit kanker.
Button AI SummarizeBuat ringkasan dengan AI

Aktris Ria Irawan meninggal dunia pada Senin, (06/01/2020) pada usia 50 tahun. Putri dari Bambang dan Ade Irawan ini diketahui meninggal akibat kanker getah bening sejak 2014, yang kemudian menyebar ke otak.

Sebelumnya, Ria sempat divonis menderita mioma rahim pada 2009. Namun, saat itu ia menghindari operasi pengangkatan Rahim hingga kemudian didiagnosis kanker endometrium atau kanker dinding rahim. Ria menjalani operasi pengangkatan rahim serta indung telur pada 30 September 2014.

Dalam operasi tersebut, dokter juga melakukan biopsi. Hasilnya, kanker di tubuh Ria ternyata sudah menyebar ke kelenjar getah bening pada bagian panggul. “Ternyata kelenjarnya aktif. Jadi kankernya masih endometrium, tapi metastasenya (penyebaran) getah bening,” kata Ria, dikutip Kompas. Setelah operasi itu, Ria melanjutkan pengobatan dengan kemoterapi dan merelakan rambutnya.

Mengenal Kanker Getah Bening

Kanker kelenjar getah bening adalah kanker yang menyerang sistem limfatik, yaitu bagian dari sistem kekebalan tubuh yang berfungsi untuk melawan infeksi. Kelenjar getah bening banyak ditemukan pada bagian tubuh, seperti ketiak, leher, dan selangkangan. 

(Baca: Perjalanan Ria Irawan, Aktris Kawakan yang Meninggal Akibat Kanker)

Sel-sel kanker dapat melakukan perjalanan melalui sistem getah bening setelah melepaskan diri dari tumor awal. Dikutip dari Klik Dokter, umumnya benjolan kelenjar getah bening tidak menimbulkan rasa nyeri, sehingga sering kali penderita mengabaikan gejala tersebut.

"Perlu diketahui bahwa kanker kelenjar getah bening terdiri dari dua jenis yang utama, yaitu limfoma Hodgkin dan limfoma non-Hodgkin," tulis Resthie Rachmanta Putri, dokter konsultan epidemiologi lulusan Universitas Indonesia.

Limfoma non-Hogkin merupakan jenis kanker yang lebih sering terjadi akibat mutasi gen yang dikenal dengan nama onkogen BCL-2. Penyebab utamanya adalah infeksi virus Epstein-Barr yang menyebabkan penyakit bernama mononukleosis infeksiosa. Penyakit ini biasanya menular dari air liur dan menyebabkan gejala berupa demam, sakit tenggorokan, pembesaran kelenjar getah bening, nyeri otot, dan kemerahan di kulit.

Sedangkan limfoma non-Hodgkin lebih rentan terjadi pada orang-orang yang mengalami gangguan kekebalan tubuh. Contohnya seperti penderita HIV, orang yang baru saja menjalani transplantasi organ (misalnya transplantasi ginjal, hati, atau sumsum tulang), atau orang yang harus mengonsumsi obat jenis imunosupresan, penderita penyakit autoimun, dan orang yang mengalami infeksi kronis seperti infeksi bakteri Helicobacter pylori yang menyebabkan gejala mag atau infeksi hepatitis C.

(Baca: Ini Penyebab Autoimun, Penyakit yang Diderita Ashanty dan Gigi Hadid)

Setelah menjalani berbagai pengobatan selama bertahun-tahun, Ria Irawan sempat dinyatakan sembuh. Pada awal 2019 lalu, Ria membintangi dua film, yakni Kuambil Lagi Hatiku dan Wedding Agreement.

Sayangnya, pada pertengahan 2019, kondisi Ria kembali memburuk. Kanker getah bening yang dideritanya diketahui sudah menjalar ke organ paru-paru hingga otak, hingga membawanya berpulang.

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...