Yudian Wahyudi, Santri dan Lulusan Harvard yang Jadi Kepala BPIP

Image title
5 Februari 2020, 14:01
profil Yudian Wahyudi, siapa Yudian Wahyudi, kepala BPIP, Jokowi lantik kepala BPIP, rektor IAIN Suka, lulusan Harvard, Islam moderat, kontroversi larangan bercadar
TWITTER @KemnakerRI
Rektor IAIN Sunan Kalijaga, Yudian Wahyudi, akan dilantik menjadi Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), Rabu (5/2).
Button AI SummarizeBuat ringkasan dengan AI

Presiden Joko Widodo sore ini dijadwalkan melantik Yudian Wahyudi sebagai Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) yang baru. Yudian saat ini menjabat sebagai Rektor Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga (UIN Suka) Yogyakarta.

Dalam menjalankan tugasnya sebagai kepala BPIP, Yudian akan berkoordinasi dengan Dewan Pengarah BPIP yang diketuai Megawati Soekarnoputri. Berikut ini profil Yudian Wahyudi yang kami rangkum dari berbagai sumber.

Prof. Drs. KH. Yudian Wahyudi Asmin, M.A, Ph.D dikenal sebagai seorang akademisi yang aktif di dalam kampus maupun pesantren. Selain menjadi rektor periode 2016-2020, ia juga aktif sebagai pendiri sekaligus pembina Pesantren Nawesea, yaitu pesantren khusus bagi mahasiswa pascasarjana.

Lulusan Harvard, Penerjemah Puluhan Buku

Guru besar Fakultas Syariah dan Hukum UIN Suka itu lahir di Balikpapan, 17 April 1960. Ia adalah lulusan Pondok Pesantren Tremas Pacitan 1978 dan Al Munawwir Krapyak, Yogyakarta pada 1979. Selain itu, ia meraih gelar Bachelor of Art (BA) dan doktorandus di Fakultas Syariah IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta pada 1982 dan 1987, serta BA dari Fakultas Filsafat UGM pada 1986.

Mengutip wawancara Harian Republika edisi 6 April 2009, Yudian memecahkan rekor sebagai dosen pertama dari Perguruan Tinggi Agama Islam Negeri (PTAIN) yang berhasil menembus Harvard Law School di Amerika Serikat (AS) pada 2002-2004. Rekor itu diraihnya setelah menyelesaikan pendidikan doktor (PhD) di McGill University, Kanada. Ia juga berhasil menjadi profesor dan tergabung dalam American Asosiation of University Professors periode 2005-2006, serta dipercaya mengajar di Comparative Department, Tufts University, AS.

Sepanjang karirnya, Yudian telah menulis segudang artikel ilmiah yang bertemakan Islam kontemporer. Beberapa di antaranya adalah Aliran dan Teori Filsafat Islam (1995), Hassan Hanafion Salafism and Secularism (2006), dan Berfilsafat Hukum Islam dari Harvard ke Sunan Kalijaga (2014).

Yudian juga termasuk produktif sebagai penulis dan penerjemah. Ia telah menerjemahkan 40 buku bahasa Arab, 13 bahasa Inggris, dan dua buku berbahasa Prancis ke bahasa Indonesia. Pada 2016, ia turut mendirikan TK, SD dan SMP Sunan Averroes Islamic Boarding School.

(Baca: Profil 6 Calon Hakim Agung MA, dari Militer hingga Pajak)

Kontroversi Larangan Bercadar

Pada 2018, Yudian sempat menimbulkan kontroversi setelah mengeluarkan kebijakan yang melarang mahasiswi UIN Sunan Kalijaga mengenakan cadar di lingkungan kampus. Ia mengancam akan mengeluarkan mahasiswi yang nekat menggunakan cadar jika sudah tujuh kali diperingatkan dan dibina.

Surat resmi pendataan mahasiswi yang bercadar yang dikeluarkan bernomor B-1031/Un.02/R/AK.00.3/02/2018. Setelah dilakukan pendataan, terdapat 41 mahasiswi IAIN Suka yang menggunakan cadar.

Yudian, seperti dikutip Tempo.co, mengatakan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta sebagai kampus negeri harus berdiri sesuai Islam yang moderat atau Islam Nusantara. Konsep Islam tersebut juga mengakui Undang-Undang Dasar 1945, Pancasila, kebhinekaan dan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Namun, setelah menuai tekanan dari berbagai pihak, Yudian akhirnya mengeluarkan surat edaran yang mencabut kebijakan pembinaan mahasiswi bercadar.

(Baca: Helmy Yahya, Sang Raja Kuis yang Tak Lagi Jadi Bos TVRI)

Penulis: Destya Galuh Ramadhani (Magang)

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...