Zulkifli Hasan Kembali Pimpin PAN, Begini Kronologi Ricuh Kongresnya
Zulkifli Hasan kembali terpilih menjadi Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) periode 2020-2025. Ia meraih 331 suara, menyisihkan Mulfachri Harahap yang meraih 225 suara dan Dradjad Wibowo yang hanya memperoleh 6 suara.
Pemungutan suara diikuti oleh 563 peserta dari total 590 peserta Kongres V PAN. Proses pemungutan suara dipercepat setelah sempat terjadi kericuhan di antara para pendukung calon ketum PAN. Anggota Steering Committee Kongres V PAN, Totok Daryanto, mengumumkan hasil pemungutan suara yang kembali mengukuhkan Zulkifli di kursi PAN 1 itu.
Berikut ini kronologi kericuhan Kongres V PAN di Kendari, Sulawesi Tenggara pada Selasa (11/2) lalu.
1. Seperti dilansir Antara, sekelompok orang sempat memaksa panitia menutup pendaftaran peserta kongres sebelum kongres resmi dibuka. Proses pendaftaran peserta sempat molor hingga pukul 14.30 WITA, Senin (10/2).
2. Pada hari kedua kongres (11/2), terjadi kericuhan antara pendukung Zulkifli dan Mulfachri. Keduanya terlibat saling ejek dan nyaris bentrok. Aparat keamanan turun tangan untuk mengamankan situasi.
3. Ketika rapat pleno berlangsung, situasi semakin memanas. Peserta kongres dari kubu pendukung Zulkifli dan Mulfachri terlibat aksi melempar kursi dan botol air minum. Hal ini diduga disebabkan oleh kelompok pendukung Zulkifli yang menolak keluar sidang saat sidang diskors. Dalam video yang ditayangkan Kompas TV, Zulkifli terlihat berusaha menenangkan pendukungnya yang terlibat kericuhan.
(Baca: Diwarnai Kericuhan, Zulkifli Hasan Terpilih Lagi Jadi Ketum PAN )
Anggota SC Kongres PAN V Bima Arya, mengatakan kericuhan terjadi karena adanya 21 peserta yang suaranya dinilai bermasalah. Akhirnya, diputuskan bahwa 21 suara yang bermasalah itu dibekukan atau tidak dihitung dalam pemungutan suara. Kelompok massa dari luar yang masuk ke ruang sidang disebutnya menjadi pemicu kericuhan. Hal ini terjadi karena ruang sidang pleno tidak steril.
Bima mengatakan, peristiwa pendukung caketum yang saling melempar kursi itu sangat disayangkan. "Ke depan kami akan mengevaluasi tata cara pemilihan calon ketua umum. Ini sangat disayangkan terjadi di partai kami," kata Bima kepada Kompas TV.
(Baca: Wali Kota Bogor Bima Arya Masuk Bursa Calon Ketua Umum PAN)
4. Tiga orang yang diduga menjadi provokator akhirnya ditangkap polisi pasca-kericuhan Kongres V PAN. Menurut Direktur Reserse Umum Polda Sultra Kombes La Ode Aries Elfatar, mereka berusaha masuk ke dalam ruang sidang untuk mengganggu jalannya kongres. "Kami akan menindak orang-orang yang mengganggu jalannya kongres," kata Aries, Selasa (11/2) malam, seperti dikutip Kompas.com.
5. Akibat kericuhan itu, sekitar sepuluh peserta kongres menderita luka-luka. Empat orang dilarikan ke RS Bhayangkara, Kendari untuk mendapatkan perawatan. Ada juga satu orang yang dirawat di rumah sakit karena mengalami serangan jantung. Kericuhan ini juga menyebabkan pintu masuk ke area kongres rusak dan beberapa kaca yang ada di ruangan kongres pecah.
(Baca: Ramai Ramalan Wanda Hamidah yang Dianggap Jadi Kenyataan)