AS dan Meksiko Akhirnya Sepakat Atasi Aliran Limbah di Perbatasan


Amerika Serikat dan Meksiko telah mencapai kesepakatan untuk mencari solusi permanen atas krisis limbah yang telah berlangsung selama puluhan tahun. Kesepakatan ini berkaitan dengan aliran limbah dari Meksiko yang mengalir ke Sungai Tijuana, melintasi perbatasan AS, dan bermuara di Samudra Pasifik dekat San Diego.
Kesepakatan tersebut ditandai dengan penandatanganan nota kesepahaman oleh Administrator Badan Perlindungan Lingkungan AS (EPA), Lee Zeldin, dan Menteri Lingkungan Hidup Meksiko, Alicia Barcena, di Mexico City, Kamis (24/7).
Meksiko setuju untuk mempercepat penggunaan anggaran senilai US$ 93 juta guna memperbaiki sistem pembuangan limbah di Tijuana. Selain itu, pemerintah Meksiko juga berkomitmen melaksanakan beberapa proyek jangka panjang untuk menyesuaikan kapasitas sistem dengan pertumbuhan penduduk di masa mendatang.
Menurut EPA, sejumlah proyek yang dikerjakan Meksiko akan selesai empat tahun lebih cepat dari jadwal semula.
Sementara itu, pemerintah AS berjanji akan menyelesaikan perluasan fasilitas pengolahan limbah di sisi perbatasan AS pada akhir Agustus nanti. Fasilitas tersebut memproses limbah yang dipompa dari wilayah Meksiko.
"Ini adalah kemenangan besar bagi jutaan rakyat Amerika dan Meksiko yang telah menyerukan kita untuk mengakhiri krisis yang telah berlangsung puluhan tahun ini," kata Zeldin, dikutip dari Reuters, Sabtu (26/7).
Meski AS dan Meksiko telah lama bekerja sama dalam pengelolaan air dan limbah, krisis limbah Tijuana terus berlarut akibat pertumbuhan pesat di kawasan perbatasan serta terbatasnya pendanaan infrastruktur. Permasalahan ini pun sering menjadi sumber ketegangan antara kedua negara.
Kesepakatan ini muncul di tengah berbagai isu lintas-perbatasan lainnya, termasuk soal imigrasi, perdagangan narkoba, dan peredaran senjata api.
“Saya ingin menekankan bahwa apa yang sebenarnya kami lakukan adalah mencoba menyelesaikan masalah air limbah di Sungai Tijuana sekali dan untuk selamanya. Saya yakin kami juga melakukannya bersama-sama, komitmen dua negara,” ujar Barcena dalam konferensi pers bersama Zeldin.
Dampak Limbah Sungai Tijuana
Setiap hari, jutaan galon limbah—baik yang sudah maupun belum diolah—mengalir dari sistem pembuangan Tijuana yang kelebihan beban ke Sungai Tijuana, dan selanjutnya ke laut di sekitar San Diego. Pantai di Imperial Beach bahkan telah memasang tanda peringatan “Jauhi Air” selama empat tahun terakhir. Kebijakan ini berdampak pada para peselancar dan menurunkan pendapatan wisata selama musim panas.
Menurut International Boundary and Water Commission (IBWC), lembaga yang dibentuk atas perjanjian AS-Meksiko, sekitar 50 juta galon air tercemar (setara 2.200 liter per detik) mengalir dari Sungai Tijuana ke Imperial Beach setiap hari.
Sekitar separuh dari jumlah tersebut adalah limbah mentah, sementara sisanya berupa campuran limbah olahan, air tanah, serta air minum dari pipa-pipa yang bocor di Tijuana.
EPA menyampaikan bahwa IBWC tengah memperluas kapasitas fasilitas pengolahan limbah di sisi utara perbatasan. Fasilitas ini akan ditingkatkan dari 25 juta galon menjadi 35 juta galon per hari. Setiap galon tambahan yang berhasil diolah berarti satu galon air yang tidak mencemari laut.
Barcena juga menyebut Meksiko berkomitmen menggandakan kapasitas instalasi pengolahan limbah di San Antonio de los Buenos Aires, yang baru-baru ini diperbaiki setelah bertahun-tahun terbengkalai.
Sebelum perbaikan, instalasi yang berlokasi sekitar 10 km dari perbatasan itu membuang sedikitnya 23 juta galon limbah per hari (sekitar 1.000 liter per detik) ke Samudra Pasifik. Karena arus laut utama mengalir ke utara sepanjang tahun, limbah tersebut semakin mencemari perairan San Diego.