25 Negara Termasuk Inggris dan Prancis Mengutuk Pembunuhan Biadab Israel di Gaza


Sekelompok 25 negara Barat termasuk Inggris, Prancis, dan Kanada mengatakan Israel harus segera mengakhiri perangnya di Gaza. Mereka mengkritik tindakan Israel sebagai "pembunuhan tidak manusiawi" terhadap warga Palestina, termasuk ratusan orang di dekat lokasi pembagian makanan.
Dalam pernyataan bersama, negara-negara tersebut mengutuk apa yang mereka sebut sebagai "penyaluran bantuan yang sangat kecil" kepada warga Palestina di Gaza. Mereka juga menyebut terbunuhnya lebih dari 800 warga sipil saat mencari bantuan sebagai hal yang "mengerikan".
Sebagian besar dari mereka yang terbunuh berada di sekitar lokasi Gaza Humanitarian Foundation (GHF). Lembaga yang didukung oleh Amerika Serikat dan Israel ini mengambil alih distribusi bantuan di Gaza dari jaringan yang dipimpin oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
"Model pengiriman bantuan pemerintah Israel berbahaya, memicu ketidakstabilan, dan merampas martabat manusia warga Gaza," kata para menteri luar negeri dari negara-negara tersebut dalam pernyataan bersama, seperti dikutip Reuters, Senin (21/7).
"Penderitaan warga sipil di Gaza telah mencapai titik yang lebih dalam."
Seruan oleh sekitar 20 negara Eropa, serta Kanada, Australia, dan Selandia Baru, untuk mengakhiri perang di Gaza dan pengiriman bantuan datang dari banyak negara yang bersekutu dengan Israel dan pendukung terpentingnya, Amerika Serikat.
Empat dari lima negara tergabung dalam aliansi berbagi intelijen yang disebut Five Eyes, termasuk AS.
Kementerian luar negeri Israel mengatakan pernyataan itu "terputus dari realitas" dan akan mengirimkan pesan yang salah kepada Hamas.
"Pernyataan itu gagal memfokuskan tekanan pada Hamas dan gagal mengakui peran dan tanggung jawab Hamas atas situasi tersebut," demikian pernyataan Israel.
Menteri Luar Negeri Israel Gideon Saar mengatakan dia berbicara dengan mitranya dari Inggris, David Lammy, pada hari Senin (21/7) tentang masalah regional, termasuk Gaza. Dia menyalahkan Hamas "atas penderitaan penduduk dan kelanjutan perang".
Duta Besar AS untuk Israel, Mike Huckabee, menyebut pernyataan itu "menjijikkan". Ia mengatakan menyalahkan Israel adalah "tidak rasional" karena Hamas menolak setiap proposal untuk mengakhiri perang.
Israel Memperluas Perang di Gaza
Permohonan dari negara-negara Barat lainnya muncul ketika tank-tank Israel masuk ke distrik selatan dan timur kota Deir al-Balah di Gaza untuk pertama kalinya, pada Senin (21/7).
Sebagian besar Gaza telah menjadi gurun selama lebih dari 21 bulan perang yang dimulai ketika militan pimpinan Hamas menyerbu Israel pada 7 Oktober 2023. Menurut perhitungan Israel, serangan Hamas itu menewaskan 1.200 orang dan membawa 251 sandera ke Gaza.
Di sisi lain, Otoritas Kesehatan Gaza menyebut serangan Israel di Gaza telah menewaskan lebih dari 59.000 warga Palestina. Korban baru berjatuhan ketika Israel memulai serangan baru di Gaza tengah, pada Senin (21/7).
GHF menggunakan perusahaan keamanan dan logistik swasta AS untuk memasukkan pasokan ke Gaza. Sebagian besar melewati sistem yang dipimpin PBB yang menurut Israel telah membiarkan militan pimpinan Hamas menjarah kiriman bantuan yang ditujukan untuk warga sipil. Namun, Hamas membantah tuduhan tersebut.
PBB menyebut model GHF tidak aman dan melanggar standar imparsialitas kemanusiaan. GHF membantah pernyataan PBB.
Negara-negara di balik pernyataan tersebut mengatakan Israel menolak bantuan kemanusiaan penting dan menyerukan negara itu untuk mematuhi kewajibannya berdasarkan hukum humaniter internasional.
Mereka mendesak Israel untuk segera mencabut pembatasan untuk memungkinkan aliran bantuan dan untuk memungkinkan organisasi kemanusiaan dan PBB beroperasi dengan aman dan efektif.
Mereka juga menyatakan "siap untuk mengambil tindakan lebih lanjut untuk mendukung gencatan senjata segera dan jalur politik menuju keamanan dan perdamaian" bagi warga Israel dan Palestina.
Secara terpisah, pemerintah Inggris juga mengumumkan paket bantuan kemanusiaan sebesar 60 juta poundsterling (Rp 1,32 triliun dengan kurs Rp 22.021/poundsterling) untuk Gaza.