Trump Ancam Bom Lagi dan Singgung Khamenei, Iran: Harus Sopan jika Mau Sepakat

Desy Setyowati
28 Juni 2025, 14:54
trump, iran, israel
Youtube VoA
Presiden Amerika Serikat (AS) ke-47 Donald Trump berpidato usai pelantikannya di Washington DC, AS, Senin (20/1).
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Donald Trump mengklaim telah menyelamatkan pemimpin Iran Ayatollah Ali Khamenei dan mengancam akan mengirimkan bom lagi. Menteri Iran mengingatkan Presiden Amerika Serikat ini untuk berbicara sopan di tengah gencatan senjata selama 12 hari. 

Trump mengecam klaim Ayatollah Ali Khamenei bahwa Iran memenangkan perang 12 hari terakhir dengan Israel. Ia juga mengancam akan mengebom negara Islam ini lagi, jika mengaktifkan kembali senjata nuklir.

Presiden AS meluncurkan rentetan makian terhadap pemimpin tertinggi Iran di platform media sosial Truth Social pada Jumat (27/6).

“Negaranya telah hancur lebur, tiga situs nuklirnya yang jahat telah dihancurkan. Dan, saya tahu persis di mana dia berlindung, dan tidak akan membiarkan Israel atau Angkatan Bersenjata Amerika, yang sejauh ini merupakan yang terhebat dan terkuat di dunia, mengakhiri hidupnya,” kata Trump melalui Truth Social, dikutip dari Al Jazeera, Sabtu (28/6).

“Saya menyelamatkan dia dari kematian yang sangat buruk dan memalukan. Dan, dia tidak berkala ‘terima kasih, Presiden Trump!’,” tulis Trump lagi.

Pernyataan kontroversi juga disampaikan Trump dalam wawancara dengan wartawan. Ketika ditanya apakah ia akan mempertimbangkan serangan udara baru, jika serangan baru-baru ini tidak berhasil mengakhiri program senjata nuklir Iran, Trump berkata, "tentu, tanpa diragukan lagi. Tentu saja."

Iran Geram dengan Pernyataan Trump

Wakil Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araghchi mengeluarkan peringatan keras kepada Trump melalui media sosial terkait pernyataan yang menyinggung Khamenei dan mengancam akan mengebom lagi.

Ia mendesak Presiden AS itu untuk mempertimbangkan kembali pendekatannya, jika ia ingin terlibat secara konstruktif dengan kepemimpinan Iran.

"Jika Presiden Trump benar-benar menginginkan kesepakatan, ia seharusnya mengesampingkan nada tidak hormat dan tidak dapat diterima terhadap Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Agung Khamenei, dan berhenti menyakiti jutaan pengikutnya yang tulus," tulis Araghchi di X.

Ia juga mengecam Israel. "Rezim Israel tidak punya pilihan selain lari ke 'Ayah' untuk menghindari dihancurkan oleh rudal kami,” kata dia.

Araghchi menekankan Iran tidak akan menoleransi ancaman atau penghinaan, dan menegaskan kebanggaan rakyat atas kemerdekaan mereka.

Ia juga menyampaikan pada Jumat (27/6), bahwa Iran dapat menolak permintaan apa pun dari Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA) mengunjungi situs nuklir.

“Kegigihan (Direktur Jenderal IAEA) Grossi untuk mengunjungi lokasi yang dibom dengan dalih perlindungan tidak ada artinya dan bahkan mungkin bermaksud jahat,” kata Araghchi di X. “Iran berhak mengambil langkah apa pun untuk membela kepentingannya, rakyatnya, dan kedaulatannya.”

Grossi mengatakan pada Rabu (25/6), bahwa memastikan dimulainya kembali inspeksi IAEA merupakan prioritas utamanya, karena tidak ada satu pun yang dilakukan sejak Israel mulai membom pada 13 Juni.

Sementara itu, Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz mengindikasikan pada Jumat (27/6) bahwa negaranya mungkin masih dalam posisi berperang dengan Iran. Ia telah menginstruksikan militer untuk menyiapkan rencana penegakan hukum terhadap negara tersebut.

“Rencana tersebut termasuk mempertahankan superioritas udara Israel, mencegah kemajuan nuklir dan produksi rudal, dan tanggapan terhadap Iran yang mendukung kegiatan teroris terhadap Israel,” kata Katz dikutip dari Business Standard, Sabtu (28/6).

Katz mengatakan pada Kamis (26/6), bahwa Israel ingin membunuh Khamenei dan tidak memerlukan izin AS untuk melakukannya.

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview

Cek juga data ini

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...