Laporan Intelijen: Serangan Udara AS Gagal Hancurkan Kemampuan Nuklir Iran

Agustiyanti
25 Juni 2025, 16:32
nuklir, iran, israel, perang israel-iran
X/@GemsofWarReal
Presiden Donald Trump mengatakan pasukan Amerika Serikat (AS) menyerang tiga situs nuklir Iran dalam serangan yang sangat sukses, pada Sabtu (21/6). Ia menyebut permata mahkota program nuklir Teheran, Fordow, telah lenyap.
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Penilaian intelijen Amerika Serikat mengungkapkan, serangan udara AS gagal menghancurkan kemampuan nuklir Iran. Amerika terlibat langsung dalam perang Israel dan Iran, dengan menyerang tiga fasilitas nuklir Iran yang dibalas dengan serangan ke fasilitas militer AS di Qatar. 

Setelah serangan Iran ke fasilitas militer AS ke Qatar yang tak memakan korban karena dilakukan dengan memberi peringatan terlebih dahulu, Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengumumkan gencatan senjata antara Israel dan Iran. Namun, aksi saling serang masih berlangsung tak lama setelah pengumuman Trump. 

Mengutip Reuters, Iran dan Israel pada Selasa (24/6) akhirnya mengisyaratkan bahwa perang udara antara kedua negara telah berakhir, setelah Trump secara terbuka menegur keduanya karena melanggar gencatan senjata.

Gedung Putih mengatakan penilaian intelijen itu "salah besar." Namun, menurut sumber yang mengetahui laporan Badan Intelijen Pertahanan, serangan itu menutup pintu masuk ke dua fasilitas, tetapi tidak meruntuhkan bangunan bawah tanah. 

"Beberapa sentrifus masih tetap utuh setelah serangan, kata Washington Post mengutip sumber.

Pemerintah Trump mengatakan kepada Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa pada hari Selasa bahwa serangan akhir pekannya terhadap fasilitas nuklir Iran telah "melemahkan" program nuklir Iran. Ini berbeda dari pernyataan Trump sebelumnya yang menyebut bahwa fasilitas itu telah "dihancurkan."

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan pada hari Selasa bahwa serangan terhadap Iran telah menghilangkan ancaman pemusnahan nuklir dan bertekad untuk menggagalkan setiap upaya Teheran untuk menghidupkan kembali program senjatanya.

"Kami telah menyingkirkan dua ancaman eksistensial langsung bagi kami: ancaman pemusnahan nuklir dan ancaman pemusnahan oleh 20.000 rudal balistik," kata Netanyahu.

Menurut media Iran, Presiden Iran Masoud Pezeshkian mengatakan negaranya telah berhasil mengakhiri perang dalam apa yang disebutnya sebagai "kemenangan besar." Pezeshkian juga mengatakan kepada Putra Mahkota Saudi Mohammed bin Salman bahwa Teheran siap untuk menyelesaikan perbedaan dengan AS.

Israel melancarkan perang udara mendadak pada 13 Juni, menyerang fasilitas nuklir Iran dan menewaskan komandan militer tinggi, pukulan terburuk bagi Republik Islam sejak perang tahun 1980-an dengan Irak.

Iran, yang menyangkal mencoba membangun senjata nuklir, membalas dengan rentetan rudal di lokasi dan kota militer Israel.

Militer Israel mencabut pembatasan aktivitas di seluruh negeri pada pukul 8 malam. waktu setempat (1700 GMT), dan para pejabat mengatakan Bandara Ben Gurion, bandara utama negara itu di dekat Tel Aviv, telah dibuka kembali.  Wilayah udara Iran juga akan dibuka kembali.

Seorang pejabat Gedung Putih mengatakan, Trump menjadi penengah kesepakatan gencatan senjata dengan Netanyahu, dan pejabat pemerintah lainnya sedang berhubungan dengan pemerintah Iran.

Gencatan senjata itu tampak rapuh: Israel dan Iran butuh waktu berjam-jam untuk mengakui bahwa mereka telah menerima gencatan senjata dan saling menuduh telah melanggarnya.

Trump menegur kedua belah pihak tetapi mengarahkan kritik pedas khususnya kepada Israel, dengan mengatakan kepada sekutu dekat AS itu untuk "tenang sekarang." Ia kemudian mengatakan Israel membatalkan serangan lebih lanjut atas perintahnya.

Menteri pertahanan Israel, Israel Katz, mengatakan ia memberi tahu mitranya dari AS, Pete Hegseth, bahwa negaranya akan menghormati gencatan senjata kecuali Iran melanggarnya. Pezeshkian juga mengatakan Iran akan menghormati gencatan senjata selama Israel melakukannya.

Apakah gencatan senjata Israel-Iran dapat bertahan adalah pertanyaan besar mengingat ketidakpercayaan yang mendalam antara kedua musuh bebuyutan itu. Namun, kemampuan Trump untuk menengahi gencatan senjata menunjukkan Washington masih memiliki pengaruh di wilayah yang bergejolak itu.

Kepala staf angkatan bersenjata Israel Eyal Zamir mengatakan, "babak penting" dari konflik itu telah berakhir tetapi kampanye melawan Iran belum berakhir. Ia mengatakan militer akan kembali fokus pada perang melawan militan Hamas yang didukung Iran di Gaza.

Komando militer Iran juga memperingatkan Israel dan AS untuk belajar dari "pukulan telak" yang dilancarkannya selama konflik. Pihak berwenang Iran mengatakan 610 orang tewas di negara mereka akibat serangan Israel dan 4.746 orang terluka.

Serangan balasan Iran menewaskan 28 orang di Israel, pertama kalinya pertahanan udaranya ditembus oleh sejumlah besar rudal Iran. Harga minyak anjlok dan pasar saham menguat di seluruh dunia sebagai tanda kepercayaan yang diilhami oleh gencatan senjata, yang meredakan kekhawatiran akan terganggunya pasokan minyak penting dari Teluk.

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview

Cek juga data ini

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...