Deret Negara Pendukung Iran dan Israel dalam Perang di Timur Tengah

Muhamad Fajar Riyandanu
19 Juni 2025, 19:17
Serangan Rudal Iran ke Israel
ANTARA/Anadolu/py
Serangan Rudal Iran ke Israel
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Konflik bersenjata yang melibatkan Iran dan Israel kian meluas saat ini. Serangan rudal dan peluru kendali yang diterbangkan oleh Iran dan Israel kini tak lagi hanya menyasar ke fasilitas militer tapi juga menghantam objek-objek sipil.

Iran dan Israel masing-masing mendapat dukungan dari sejumlah negara. Bantuan kepada Israel cenderung diserukan oleh sejumlah negara barat secara formal.

Sedangkan bentuk dukungan untuk Iran lebih banyak datang dari kelompok milisi di Timur Tengah. Sejumlah negara yang mendukung Iran juga cenderung menyampaikan keterangan dalam bentuk pernyataan simpati dan keprihatinan.

Berikut negara-negara atau kelompok pendukung Israel dan Iran:

Deret Pendukung Iran

Houthi (Yaman)

Seorang anggota gerakan Houthi Yaman mengatakan akan campur tangan mendukung Iran melawan Israel seperti yang dilakukannya saat mendukung warga Palestina di Gaza.

Seorang anggota biro politik gerakan Houthi, Mohammed al-Bukhaiti, menyampaikan penegasan kepada Al Jazeera Mubasher TV bahwa kelompok itu berkoordinasi dengan Teheran selama eskalasi militer yang sedang berlangsung dengan Israel saat ini.

Hizbullah (Lebanon)

Hizbullah merilis pernyataan yang mengutuk serangan Israel ke Iran. Sikap solidaritas itu diterbitkan beberapa jam setelah penyerangan Israel terhadap Iran pada Jumat, 13 Juni lalu. Dalam pernyataan tersebut, Hizbullah juga menyampaikan belasungkawa atas tewasnya Panglima Korps Garda Revolusi Islam (IRGC), Mayor Jenderal Hossein?Salami.

Meski begitu, laporan Al Jazeera menyebut pernyataan itu merupakan tanda yang jelas bahwa Hizbullah tidak akan memasuki pertempuran untuk mendukung Iran. Analis politik Lebanon, Qassem Kassir, menilai saat ini Hizbullah tidak perlu campur tangan karena rudal Iran mampu menghadapi tekanan Israel.

“Namun, jika situasi meningkat menjadi perang skala penuh, tidak ada yang mencegah situasi berubah," kata Qassem Kassir.

Rusia

Sikap Rusia terhadap konflik bersenjata antara Iran dan Israel lebih cenderung meminta Amerika Serikat (AS) untuk tidak ikut campur dalam perang terbuka kedua negara tersebut. Wakil Menteri Luar Negeri, Sergei Ryabkov, mendesak AS agar tidak ikut menyerang Iran.

Sergei Ryabkov berpendapat intervensi AS dapat mengganggu stabilitas Timur Tengah. Ia juga mengatakan serangan Israel berisiko memicu perang nuklir. Melansir pemberitaan Reuters pada Rabu, 18 Juni kemarin, Ryabkov mengatakan Moskow mendesak Washington untuk menahan diri dari keterlibatan langsung di perang Iran-Israel. "Ini akan menjadi langkah yang akan secara radikal mengacaukan seluruh situasi," ujarnya.

Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Iran Masoud Pazeskhian telah menandatangani kemitraan strategis pada Januari lalu. Dokumen tersebut menyatakan Rusia tidak wajib membantu Teheran secara militer meskipun kedua negara memiliki hubungan militer yang erat. Adapun hingga saat ini tawaran Rusia untuk menjadi penengah dalam konflik Israel-Iran belum diterima.

Korea Utara

Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Korea Utara pada Kamis, (19/6) mengecam Israel atas tindakan penyerangan ke Iran. Juru Bicara Kemenlu Korea Utara juga memperingatkan agar AS dan negara-negara Eropa tidak ikut campur dan menyulut api perang lanjutan.

"Pembunuhan warga sipil oleh Israel adalah kejahatan yang tidak dapat dimaafkan terhadap kemanusiaan," kata Juru Bicara Kemenlu Korea Utara, dikutip dari Kantor Berita Pemerintah Korean Central News Agency (KCNA).

"Israel yang didukung dan dilindungi oleh AS dan Barat adalah entitas yang seperti kanker bagi perdamaian di Timur Tengah dan penyebab utama hancurnya perdamaian dan keamanan global."

Deret Negara Pendukung Israel

Kelompok G7 telah menyelesaikan pertemuan mereka di Kananaskis, Alberta, Kanada pada Selasa, 17 Juni. Mereka menyatakan dukungannya kepada Israel dan menyebut Iran sebagai sumber ketidakstabilan di Timur Tengah.

"Kami menegaskan bahwa Israel memiliki hak untuk membela diri. Kami menegaskan kembali dukungan kami untuk keamanan Israel," kata para pemimpin G7 dalam pernyataan tersebut seperti dikutip dari Reuters, Selasa (17/6).

“Iran adalah sumber utama ketidakstabilan dan teror regional,” bunyi selanjutnya pernyataan G7.

Berikut pemimpin negara G7 yang mendukung Israel:

  • Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump,
  • Perdana Menteri Inggris Keir Starmer,
  • Presiden Prancis Emmanuel Macron,
  • Perdana Menteri Jepang Shigeri Ishiba,
  • Perdana Menteri Italia Giorgia Meloni,
  • Perdana Menteri Kanada Mark Carney,
  • Kanselir Jerman Friedrich Merz,
  • Presiden Komisi Eropa Ursula von del Leyen,
  • Presiden Dewan Eropa Antonio Costa.

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview
Reporter: Muhamad Fajar Riyandanu
Editor: Yuliawati

Cek juga data ini

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...