Ribuan Warga Israel Serbu Masjid Al-Aqsa, Teriakan 'Matilah Orang Arab'


Ribuan warga Israel sayap kanan di Yerusalem menyerbu kompleks Masjid Al-Aqsa dan fasilitas Perserikatan Bangsa-Bangsa atau PBB untuk pengungsi Palestina saat memperingati ‘Hari Yerusalem’ pada Senin (26/5).
Pawai Bendera tahunan itu menarik puluhan ribu orang, meneriakkan, menari, dan melambaikan bendera Israel setelah Menteri Keamanan Nasional sayap kanan Itamar Ben Gvir mengunjungi kompleks masjid Al-Aqsa.
“Kekerasan meletus di Kota Tua Yerusalem Timur, ketika para demonstran muda mulai mengganggu beberapa pemilik toko Palestina yang belum menutup toko mereka sebelum unjuk rasa,” kata seorang saksi mata Reuters, dikutip Selasa (26/5).
Para demonstran, yang sebagian besar adalah warga Israel muda yang tinggal di pemukiman di Tepi Barat yang diduduki Israel, kemudian mulai menargetkan aktivis sayap kiri Israel dan jurnalis yang mengamati unjuk rasa tersebut.
Seorang perempuan Palestina dan jurnalis diludahi oleh sekelompok pemukim muda. “Polisi Israel di dekatnya diam saja,” kata saksi mata Reuters.
Para demonstran meneriakkan ‘matilah orang Arab’ dan ‘semoga desamu terbakar’ saat mereka berbaris melalui lorong-lorong Kota Tua Yerusalem pada Senin (26/5).
Moshe, seorang pemukim Israel berusia 35 tahun dari Tepi Barat dan pendukung pemerintah sayap kanan saat ini, berjalan melalui lingkungan Palestina di Kota Tua dengan senapan disampirkan di bahunya dan putrinya di pundaknya. "Ini adalah hari yang sangat membahagiakan, karena seluruh Yerusalem berada di bawah pemerintahan Israel," katanya, menolak menyebutkan nama belakangnya.
Para pemukim Israel tinggal di wilayah pendudukan Tepi Barat dan Yerusalem Timur di pemukiman dan pos-pos terdepan, sebenarnya ilegal menurut hukum internasional.
Ribuan polisi bersenjata lengkap dan polisi perbatasan dikerahkan lebih awal, karena para pemukim Israel secara teratur melecehkan dan menyerang warga Palestina maupun toko-toko di kawasan Muslim tersebut.
Reuters melaporkan tidak ada penangkapan yang dilaporkan hingga sore hari. Seorang polisi di lokasi kejadian mengatakan demonstran muda Israel tidak dapat ditangkap, karena mereka berusia di bawah 18 tahun.
Sementara itu, AFP melaporkan polisi menahan sedikitnya dua pemuda di tempat kejadian.
Sekelompok kecil demonstran, termasuk seorang anggota parlemen Israel, menyerbu kompleks di Yerusalem Timur milik badan PBB untuk pengungsi Palestina, yang dikenal sebagai UNRWA.
Israel sudah melarang UNRWA bekerja di wilayah Palestina yang diduduki.
Koordinator UNRWA Tepi Barat Roland Friedrich mengatakan sekitar selusin pengunjuk rasa Israel, termasuk Yulia Malinovsky, salah satu legislator di balik undang-undang Israel yang melarang UNRWA, memasuki kompleks tersebut, memanjat gerbang utama di hadapan polisi Israel.
Pada ‘Hari Yerusalem’ tahun lalu, orang-orang Israel ultranasionalis juga menyerang seorang jurnalis Palestina di Kota Tua dan menyerukan kekerasan terhadap warga Palestina.
Pawai yang sama pada empat tahun lalu, serangan orang-orang Israel menyebabkan pecahnya perang 11 hari di Gaza.
2.000 Warga Israel Serbu Masjid Al-Aqsa
Sebelum pawai dimulai, Menteri Keamanan Nasional sayap kanan Israel, Itamar Ben-Gvir, dan politisi lainnya, termasuk di antara lebih dari 2.000 warga Israel yang menyerbu kompleks Masjid Al-Aqsa dan daerah sekitarnya.
Ben-Gvir merilis video di akun X miliknya dari Masjid Al-Aqsa, tempat suci ketiga umat Islam. “Berdoa untuk kemenangan dalam perang, untuk pengembalian semua sandera kita, dan untuk keberhasilan kepala Shin Bet yang baru diangkat, Mayor Jenderal David Zini,” kata dia melalui akun X.
Menteri Negev dan Galilea Yitzhak Vaserlauf dan anggota Knesset Yitzhak Kreuzer termasuk di antara mereka yang mendampingi menteri ultranasionalis tersebut.
Didukung oleh polisi bersenjata, Ben-Gvir telah melakukan tindakan provokatif serupa di Masjid Al-Aqsa. Ia mendorong peningkatan tekanan militer Israel dan memblokir semua bantuan kemanusiaan yang memasuki Gaza.
Waqf Yerusalem, otoritas Islam yang mengawasi kompleks Masjid Al-Aqsa, yang dikenal oleh umat Islam sebagai al-Haram al-Sharif mengecam penyerbuan kompleks tersebut oleh Ben-Gvir dan anggota Knesset Israel lainnya.
Waqf Yerusalem menyerukan penghentian semua kegiatan provokatif di Masjid Al-Aqsa.
Di bawah pengelolaan Wakaf yang ditunjuk Yordania, hanya umat Muslim yang diizinkan beribadah di kompleks tersebut.
Respons PM Israel Netanyahu dan Pimpinan Palestina
Pemimpin oposisi sayap kiri Yair Golan, mantan wakil komandan angkatan bersenjata, menyebut pawai ‘Hari Yerusalem’ tersebut mengejutkan. "Ini bukan seperti apa mencintai Yerusalem. Ini seperti apa kebencian, rasisme, dan perundungan,” kata dia, dikutip dari Reuters.
Sementara Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu tidak berkomentar mengenai perilaku warga Israel. “Kami akan menjaga Yerusalem tetap bersatu, utuh, dan di bawah kedaulatan Israel," katanya saat rapat kabinet yang diadakan di Yerusalem Timur.
Seorang juru bicara kepresidenan Palestina yang berbasis di Tepi Barat mengutuk pawai dan kunjungan Ben Gvir ke Al-Aqsa.
“Perang Israel yang berlangsung di Gaza bermula dari serangan berulang kali ke kompleks masjid Al-Aqsa dan tindakan provokatif seperti pengibaran bendera Israel di Yerusalem yang diduduki mengancam stabilitas seluruh wilayah," kata juru bicara Nabil Abu Rudeineh dalam pernyataan.