Profil Gregory Abel, Calon Pengganti Warren Buffett di Berkshire Hathaway

Rezza Aji Pratama
4 Mei 2025, 16:04
Gregory Abel
Horatio Alger Association
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Investor kawakan Warren Buffett mengejutkan publik dengan keputusannya untuk mundur dari jabatannya sebagai CEO Berkshire Hathaway pada akhir tahun ini. 

Dalam pertemuan tahunan perusahaan, orang terkaya nomor empat di dunia ini menunjuk Gregory Abel untuk memimpin salah satu perusahaan investasi terbesar di dunia dengan valuasi US$1,16 triliun. 

“Saya raya sudah saatnya bagai Greg untuk menjadi CEO di perusahaan akhir tahun ini,” katanya, dalam pertemuan tahunan perusahaan, seperti dilansir dari BBC, Minggu (⅘).

Gregory Abel lahir pada 1 Juni 1962 di Alberta, Kanada dan menggondol gelar sarjana di bidang akuntansi dari University of Alberta. Ia memulai karirnya sebagai akuntan di PriceWaterHouseCoopers sebelum pindah ke CalEnergy pada 1992. Perusahaan ini kemudian berubah menjadi Berkshire Hathaway Energy setelah diakuisisi oleh Warren Buffett. Abel kemudian menjadi CEO di perusahaan energi itu dan dikenal sebagai salah satu orang kepercayaan Warren Buffet. 

Gregory Abel kemudian bergabung dengan Berkshire Hathaway pada Januari 2018 sebagai Vice Chairman yang mengawasi bisnis non-asuransi perusahaan. Ia sudah digadang-gadang sebagai pengganti Warren Buffet pada 2021, tetapi belum pernah benar-benar dipastikan kapan Abel akan mengambil alih tampuk pimpinan di Berkshire Hathaway. 

Kiprah Gregory Abel dalam memimpin Berkshire Hathaway akan ditunggu-tunggu oleh investor di seluruh dunia. Pasalnya, perusahaan yang dimiliki oleh Warren Buffet sejak 1962 itu kini menjelma menjadi salah satu perusahaan investasi paling sukses di dunia. Saat ini, Berkshire Hathaway memiliki valuasi hingga US$1,16 triliun, menjadikan Warren Buffett sebagai investor paling sukses di dunia. Ia diperkirakan memiliki kekayaan hingga US$158 miliar. 

Saat ini, perusahaan investasi ini memiliki 60 portofolio seperti Geico, Duracell, Dairy Queen, Apple, Coca Cola, Bank of America, hingga American Express.  Di usianya yang sudah hampir mencapai satu abad, Warren Buffett masih aktif memantau perkembangan terkini. Ia bahkan mengkritik kebijakan tarif Donald Trump. Ia menyebut Amerika seharusnya tetap menjalankan perdagangan dengan negara lainya.

“Perdagangan tidak boleh dijadikan sebagai senjata,” katanya.



Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview
Reporter: Rezza Aji Pratama

Cek juga data ini

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...