Investor Kawakan Warren Buffett Akan Mundur Sebagai CEO Berkshire Hathaway

Rezza Aji Pratama
4 Mei 2025, 10:04
Miliarder dan pemilik perusahaan investasi Berkshire Hathaway, Warren Buffett, menilai investor tidak perlu khawatir terhadap koreksi yang terjadi di bursa saham AS.
Youtube Yahoo Finance
Miliarder dan pemilik perusahaan investasi Berkshire Hathaway, Warren Buffett, menilai investor tidak perlu khawatir terhadap koreksi yang terjadi di bursa saham AS.
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Investor kawakan sekaligus orang terkaya nomor empat dunia, Warren Buffett mengumumkan akan mundur dari jabatannya sebagai CEO Berkshire Hathaway pada akhir tahun ini, di usianya yang sudah mencapai 94 tahun.

Posisi Warren Buffett akan digantikan oleh Greg Abel yang kini menjabat sebagai Vice Chairman di perusahaan tersebut. “Saya raya sudah saatnya bagai Greg untuk menjadi CEO di perusahaan akhir tahun ini,” katanya, dalam pertemuan tahunan perusahaan, seperti dilansir dari BBC. 

Berkshire Hathaway yang awalnya beroperasi sebagai perusahaan tekstil sejak 1955, menghadapi ancaman kebangkrutan. Warren Buffett pun membeli perusahaan itu pada 1962 dan mengubahnya menjadi salah satu perusahaan investasi paling sukses di dunia. Saat ini, Berkshire Hathaway memiliki valuasi hingga US$1,16 triliun, menjadikan Warren Buffett sebagai investor paling sukses di dunia. Ia diperkirakan memiliki kekayaan hingga US$158 miliar. 

Warren Buffett sebetulnya sudah menunjuk Greg Abel sebagai suksesornya sejak empat tahun lalu. Namun, ia belum pernah mengumumkan kapan Abel akan resmi menggantikan posisinya. 

Dalam pertemuan itu, Buffett menegaskan tidak akan menjual sahamnya di Berkshire Hathaway. Saat ini, perusahaan investasi ini memiliki 60 portofolio seperti Geico, Duracell, Dairy Queen, Apple, Coca Cola, Bank of America, hingga American Express. 

Di usianya yang sudah hampir mencapai satu abad, Warren Buffett masih aktif memantau perkembangan terkini. Ia bahkan mengkritik kebijakan tarif Donald Trump. Ia menyebut Amerika seharusnya tetap menjalankan perdagangan dengan negara lainya.

“Perdagangan tidak boleh dijadikan sebagai senjata,” katanya.



Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview
Reporter: Rezza Aji Pratama

Cek juga data ini

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...