Aturan Baru Maskapai di Dunia: Wajib Pakai Masker hingga Baju Hazmat
Kebijakan lockdown (isolasi penuh) mulai melonggar di beberapa negara, maskapai penerbangan pun berusaha beradaptasi untuk melayani penumpang di tengah pandemi corona. Perusahaan di Amerika Serikat akan menerapkan kebijakan seluruh penumpang wajib memakai masker mulai Mei nanti.
Yang pertama mengawalinya adalah American Airlines. Maskapai ini juga akan mulai membagikan tisu pembersih, hand sanitizer, dan masker kepada penumpang mulai awal Mei, melansir dari CNN.
Delta Air Lines juga menerapkan kewajiban memakai masker. Di dalam pesawat tentu sulit menjaga jarak aman setidaknya enam kaki (sekitar 1,8 meter) untuk mencegah penyebaran virus corona. Karena itu, perusahaan menerapkan kebijakan mengosongkan kursi tengah pada pesawatnya.
Tentu saja dampaknya adalah jumlah penumpang per pesawat berkurang. Layanan makanan dan minuman juga menyusut untuk membatasi kontak awak kabin dengan penumpang.
(Baca: Jaga Kinerja saat Pandemi, Garuda Pacu Bisnis Kargo dan Sewa Pesawat)
JetBlue Airways, maskapai penerbangan berbiaya rendah terbesar di AS, juga mengharuskan awak kabin dan penumpangnya memakai masker. Jumlah kursi tersedia penerbangan dikurangi dan perusahaan melakukan penyesuaian layanan makanan dan minuman.
“Memakai masker bukan tentang melindungi diri sendiri, tapi orang-orang di sekitar Anda,” kata Chief Operating Officer JetBlue Joanna Geraghty, dikutip dari CNN, Kamis (30/4). “Ini etiket penerbangan yang baru."
Di Asia, Malaysia Airlines telah mewajibkan semua penumpang, tidak termasuk bayi, sejak 23 April 2020. Korean Air menerapkan pemakaian APD, termasuk kacamata, masker, dan sarung tangan, untuk para awak kabinnya.
“Gaun pelindung disediakan pada penerbangan menengah dan panjang karena kasus Covid-19 di luar negeri terus meningkat secara signifikan,” tulis keterangan Korean Air. Semua penumpang wajib memakai masker. Maskapai juga menyediakan masker bedan dan pembersih tangan di bandar udara dan pesawat.
(Baca: Susi Pudjiastuti Minta Pemerintah Tak Sepelekan Bahaya Corona)
Maskapai di Eropa sedikit berbeda. Kewajiban memakai masker berlaku untuk semua awak dan penumpang. Tapi Lutfhansa Group menilai membiarkan kursi tengah kosong tidak lagi diperlukan.
“Kursi tengah yang sejauh ini dibiarkan kosong di Kelas Ekonomi dan Ekonomi Premium tidak lagi menjadi kebutuhan karena penutup wajah memberikan perlindungan yang diperlukan," kata keterangan tertulis perusahaan. Namun, karena jumlah penumpang masih sedikit, maskapai akan berusaha mengatur agar para penumpang mendapatkan jarak aman.
Seragam Baru Berbentuk Baju Hazmat
Maskapai AirAsia sedang menguji coba seragam baru untuk awak kabinnya. Seragam ini serupa dengan alat pelindung diri atau APD yang biasa ditangani tenaga kesehatan untuk menangani pasien positif Covid-19.
Perancang busana Filipina Puey Quinones mendesain seragam tersebut. Bentuknya berupa setelan panjang berwarna merah, ciri khas maskapai itu. Sebagai pelengkap, para awak kabin juga memakai pelindung wajah transparan, masker, dan sarung tangan.
(Baca: Grup Lion Air Terbang Lagi dengan Izin Khusus per 3 Mei, Ini Syaratnya)
Untuh tahap pengujian tersebut AirAsia melakukannya pada anak perusahaan di Filipina. “Kami baru mengujinya pada penerbangan baru-baru ini dan butuh penilaian lebih lanjut untuk desainnya,” demikian keterangan tertulis perusahaan seperti dikutip dari Channel News Asia, Senin (27/4).
Chief Safety Officer AirAsia Ling Liong Tien mengatakan maskapai telah siap melayani penerbangan domestik di Filipina. Karena itu awak kabin akan mengadopsi langkah pemakaian APD untuk keamanan dan keselamatan penumpang.
“Saat berada di pesawat, Anda akan senang mengetahui semua awak kabin kami mengenakan peralatan pelindung, termasuk masker dan sarung tangan,” kata Kapten Ling.
Langkah lain juga akan diambil perusahaan di tengah pandemi corona. Salah satunya, meminta para penumpang untuk mengenakan masker sebelum, selama, dan setelah penerbangan.
(Baca: Terancam Bangkrut Akibat Corona, Maskapai Dunia Berlomba Tambah Utang)