Kandidat Kuat Pemimpin Korut Bila Kim Jong Un Meninggal Dunia

Martha Ruth Thertina
27 April 2020, 17:56
Kim Jong Un, Kim Jong Un meninggal, Penganti Kim Jong Un, Korea Utara, corona, kim jong nam, kim jong chol
ANTARA FOTO/REUTERS/KCNA
Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un menghadiri latihan militer oleh unit Tentara Rakyat Korea (KPA), seperti disiarkan Pusat Agensi Berita Korea Utara, Sabtu (29/2/2020).
Button AI SummarizeBuat ringkasan dengan AI

Keberadaan Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un tengah menjadi misteri, setelah absen dari upacara peringatan penting ulang tahun almarhum kakeknya yang adalah pendiri Korea Utara Kim Il Sung. Kim Jong Un dilaporkan sudah lebih dari dua minggu tak menampakkan diri di publik. Rumor beredar, ia tengah kritis bahkan meninggal dunia.

Namun, Menteri Unifikasi Korea Selatan Kim Yeon Chul meyakini Kim Jong Un dalam kondisi yang baik dan tidak meninggal dunia. Ini berdasarkan fakta bahwa tak ada pergerakan yang luar biasa di negara tersebut. Di sisi lain, Kim Jong Un sebelumnya pernah “menghilang” selama 21 hari dan 19 hari, di tahun ini.

(Baca: Simpang Siur Kabar Kim Jong Un Sakit Kardiovaskular, Apa Itu?)

Meski begitu, absennya Kim Jong Un dalam acara penting dinilai banyak pengamat sebagai pertanda kuat adanya masalah kesehatan. Namun, tak ada bukti keadaannya kritis. Keberadaan tim ahli medis Tiongkok di Korea Utara seperti yang diberitakan surat kabar Jepang Asahi Shimbun juga belum bisa membuktikan bahwa kesehatan Kim Jong Un memburuk.

Kedatangan para ahli medis dari Tiongkok bisa saja untuk urusan penanganan corona. Sejauh ini, Korea Utara masih melaporkan nol kasus corona, tapi banyak pihak meragukan data tersebut. Spekulasi pun berkembang bahwa “hilangnya” Kim Jong Un terkait corona.

(Baca: Bahaya Pandemi Corona di Balik “Tembok” Korea Utara)

Meski belum ada kejelasan, berbagai pihak mulai membahas soal kemungkinan pengganti Kim Jong Un jika ia betul-betul meninggal dunia. Sesuai konstitusi, para kandidat diyakini akan tetap berasal dari keluarga Kim. Kim Jong Un memiliki dua saudara laki-laki, satu di antaranya beda ibu, serta satu saudara perempuan.

Saudara laki-laki dari beda ibu bernama Kim Jong Nam dibunuh di Bandara Kuala Lumpur, Malaysia pada 2017. Pemerintah Korea Utara diduga berada di balik pembunuhan tersebut. Adapun Jong Nam diasingkan dari negaranya pada 2003 dan menjadi pengkritik bagi rezim pemerintahan keluarganya.

Pembunuhan ini membuat ketegangan hubungan antara Korea Utara dan Malaysia. Kasus ini ramai jadi pemberitaan, termasuk di Indonesia, lantaran pembunuhan di ruang publik tersebut melibatkan seorang warga Indonesia dan seorang warga Vietnam.

Saudara laki-laki lainnya adalah Kim Jong Chol. Ia semestinya menjadi penerus Kim Jong Il sebagai pemimpin Korea Utara, namun ia disebut tidak memiliki ketertarikan dengan dunia politik. Kim Jong Chol dikabarkan hobi bermusik. Ia memiliki band dan pernah tertangkap kamera tengah menghadiri konser Eric Clapton di Singapura. Alhasil, kepemimpinan jatuh ke tangan adiknya, Kim Jong Un.

Sedangkan saudara perempuannya, bernama Kim Yo-Jong kerap membantu Kim Jong Un dalam urusan politik. Alhasil, ia dianggap sebagai kandidat kuat untuk memimpin Korea Utara bila saudaranya meninggal. Selama ini, ia kerap mendampingi Kim Jong Un. Ia terlibat dalam pertemuan Korea Utara-Amerika Serikat dan Inter-Korean.

Namun, Kim Yo-Jong diprediksi akan mendapat kesulitan untuk memimpin negara tersebut. Pengamat Korea Utara asal Australia Leonid Perov mengatakan, ideologi negara tersebut menyatakan bahwa Korea Utara adalah negara revolusioner di mana Pemimpin Besar alias Great Leader memainkan peran paternalistik untuk bangsa.

“Kim Yo-Jong tidak bisa menjadi Great Leader dan ayah bangsa,” ujarnya seperti dikutip abc.net. Alhasil, prediksinya, cepat atau lambat ia akan digantikan oleh anggota keluarga laki-laki dari klan Kim. Atau, kepemimpinan kolektif yang mewakili Partai Buruh Korea dan Tentara Rakyat.

Selain Kim Yo-Jong, kandidat lain yang potensial memimpin Korea Utara adalah paman Kim Jong Un, Kim Pyong Il. Pria berusia 65 tahun tersebut baru saja kembali ke Korea Utara setelah lama bertugas sebagai diplomat di Eropa.

Kim Jong Un sendiri disebut-sebut memiliki setidaknya dua orang anak, namun masih terlalu muda untuk memimpin Korea Utara. Alhasil, Perov menduga kemungkinannya adalah Korea Utara dipimpin dulu secara kolektif oleh Partai Buruh dan Tentara Rakyat, atau oleh anggota keluarga Kim, untuk kemudian diserahkan kepada anak Kim Jong Un ketika siap.

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...