Airbus A330-900, Pesawat Berbadan Lebar Idola Maskapai Dunia
Airbus, produsen pesawat terbang dan salah satu pemain utama di industri kedirgantaraan global, mengirimkan pesawat A330-900 NEO kepada Lion Air. Pesawat berbadan lebar itu diterbangkan langsung dari Bandara Internasional Toulouse Blagnac (TLS), Prancis pada pukul 19.40 waktu setempat. Pesawat tersebut tiba di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten pada pukul 15.40 WIB, Sabtu (20/7).
Corporate Communication Strategic Lion Air, Danang Mandala Prihantoro, mengatakan Lion Air menjadi maskapai pertama di Asia Pasifik yang menerima A330-900. Pesawat tersebut adalah satu dari sepuluh pesawat A330-900 yang dipesan maskapai berlogo singa bersayap merah itu. Pengirimannya dilakukan bertahap pada 2019-2020.
Pesawat komersial A330 NEO merupakan pesawat badan lebar generasi terbaru dari Airbus. Manajemen Airbus menyebut pesawat tersebut merupakan hasil dari investasi berkelanjutan senilai lebih dari 150 juta euro per tahun untuk menambahkan fitur-fitur dan hasil pengembangan terbaru di dunia penerbangan.
Pesawat ini ditenagai oleh mesin Trent 7000 produksi Rolls Royce. Airbus 330 NEO diklaim mampu menghemat bahan bakar hingga 25% dibandingkan seri-seri sebelumnya. Jarak tempuh untuk pesawat tipe A330-800 yang mampu mengangkut 406 penumpang mencapai 15.090 km. Adapun tipe A330-900 yang bisa menampung hingga 440 penumpang memiliki jarak tempuh 13.330 km. Untuk pesawat khusus kelas ekonomi, tipe A330-900 bisa mengangkut maksimal 460 penumpang.
Keunggulan lain yang diklaim oleh A330 NEO ada pada kabinnya yang luas. Tempat duduknya lebih lebar, ruang kabin diterangi dengan lampu LED, dilengkapi hiburan dalam penerbangan, serta fasilitas koneksi internet nirkabel (wifi). Pesawat ini cocok untuk digunakan pada penerbangan jarak menengah atau jarak jauh.
Lion Air berencana menggunakan pesawat A330-900 untuk melayani penerbangan haji dan umrah. Beberapa rute yang disiapkan adalah Makassar ke Madinah dan Jeddah, Balikpapan ke Jeddah, Surabaya ke Madinah, Solo ke Jeddah, dan tujuan lainnya.
(Baca: Lion Air Akan Layani 67.457 Jamaah Haji dari 20 Kota Embarkasi)
Dipesan Maskapai Portugal hingga Mauritius
Airbus memperkenalkan A330-900 pada 19 Oktober 2017. Pada 26 Oktober 2018, pesawat tersebut memperoleh sertifikasi laik terbang dari European Union Aviation Agency (EASA). Maskapai penerbangan pertama yang menggunakan A330-900 NEO adalah TAP Air Portugal.
Armada baru itu digunakan untuk melayani rute penerbangan Lisbon (Portugal)-Sao Paulo (Brazil). Tahun ini, Tap Air juga akan menerima 15 unit pesawat A330 NEO yang dipesannya untuk melayani rute Lisbon ke Bandara O'Hare di Chicago dan Dulles, Washington, Amerika Serikat.
Selain Tap Airlines, maskapai penerbangan lainnya yang memesan pesawat A330 Neo adalah Air Mauritius. Maskapai penerbangan nasional Mauritius itu menerima pesawat pertama pada 18 April lalu. Saat ini Air Mauritius mengoperasikan sembilan pesawat Airbus, antara lain dua tipe A319 untuk penerbangan regional dan jarak jauh, dua A350-900, tiga unit A340-300, serta dua A330-200.
Airbus menyatakan jumlah pesanan pesawat A330 mencapai 1.700 unit dari 120 perusahaan. Hal ini membuat A330 menjadi tipe pesawat paling populer di kalangan pesawat berbadan lebar. Harga tipe pesawat A330-800 mencapai US$ 260 juta atau sekitar Rp 3,64 triliun per unit. Adapun tipe A330-900 dilego seharga US$ 296,4 juta atau sekitar Rp 4,15 triliun per unit.
(Baca: Mulai Hari Ini Tiket Lion & Citilink Diskon 50%, Ini Daftar 208 Rute)
Persaingan Ketat Airbus vs Boeing
Ketika rancangan A330 pertama kali diperkenalkan pada 2014, pesawat tersebut digadang-gadang sebagai pesaing utama Boeing 787. Ed Greenslet dari The Airline Monitor menyebut A350 dan Boeing 787 kurang ekonomis untuk melayani rute-rute pendek karena didesain untuk menempuh jarak minimum 12.874 km. Biaya operasionalnya juga diprediksi mampu mengimbangi biaya operasi Boeing 787-9.
Namun, hal ini dibantah oleh manajemen Boeing. Wakil Komisaris dan CEO Pesawat komersial Boeing pada waktu itu, Ray Conner, menyatakan pesawat 787-10 bahkan 30% lebih efisien dibandingkan dengan A330-300 jika dihitung berdasarkan biaya operasional per penumpang. Hingga akhir 2014, kedua produsen pesawat ini bersaing ketat dengan jumlah pemesanan 850-1.000 unit untuk Boeing 787 dan lebih dari 1.000 unit untuk Airbus A330.
Boeing sempat terpuruk ketika otoritas penerbangan internasional menjatuhkan sanksi larangan terbang bagi pesawat jenis 787 pascakecelakaan yang menimpa Ethiopian Airlines dan Lion Air. Produksi pesawatnya sempat mengalami stagnasi. Namun, Boeing membawa kejutan di Paris Airshow 2019.
Pada hari pertama, Airbus mendapatkan pesanan sebanyak 123 unit pesawat sedangkan Boeing nol. Pada hari kedua, Boeing mengumumkan telah menandatangani kesepakatan jumbo dengan International Airlines Group (IAG). Grup pemilik maskapai penerbangan British Airways, Iberia, dan Aer Lingus itu berkomitmen membeli 200 unit pesawat 787 MAX, termasuk untuk tipe MAX 8 dan MAX 10.
Sementara itu, Airbus mendapatkan pesanan pesawat sebanyak 383 unit hingga akhir gelaran Paris Airshow 2019. Sebagian besar merupakan order untuk pesawat tipe A321XLR. American Airlines dan Indigo Partners masing-masing memesan 50 unit pesawat A321XLR, Qantas 36 unit, IAG 14 unit, Nordic Aviation Capital 20 unit, dan Air Lease Corporation 27 unit.
(Baca: Di Paris Air Show, Airbus Catat 123 Pesanan Pesawat, Boeing Nol)