Kualitas Dikeluhkan Eropa, Tiongkok Perketat Ekspor Alat Uji Corona
Pemerintah Tiongkok menyatakan, akan meningkatkan pengawasan atas ekspor alat uji virus corona, setelah beberapa negara Eropa mengeluhkan akurasi beberapa alat test yang diimpor dari Tiongkok.
Dilansir dari Antara, Kamis (2/4), kini eksportir alat kesehatan Tiongkok harus mendapatkan sertifikat registrasi dari National Medical Products Administration (NMPA) agar dapat memperoleh izin bea cukai Tiongkok. NMPA merupakan regulator obat dan peralatan medis Tiongkok.
Pemerintah Tiongkok memang tengah mendorong perusahaan-perusahaan Tiongkok untuk mengekspor alat tes virus corona dan peralatan medis lainnya, untuk menanggulangi pandemi corona.
Hal ini membuat produsen alat medis asal Tiongkok berlomba-lomba menawarkan alat tes virus corona ke negara-negara dengan tingkat infeksi virus corona yang tinggi.
Dengan memanfaatkan regulasi impor Uni Eropa yang telah dilonggarkan, demi menanggulangi pandemi corona, alat uji virus corona dan perlengkapan medis lainnya asal Tiongkok banyak yang diimpor. Meski demikian, ternyata beberapa alat-alat yang diekspor ini belum diuji dan disetujui oleh regulasi kesehatan Tiongkok.
Pada bulan Maret 2020 lalu, Lei Chaozi, seorang pejabat di Departemen Pendidikan Tiongkok mengatakan, alat uji buatan Tiongkok telah dipasok ke 11 negara, termasuk Inggris, Italia dan Belanda. Namun, banyak negara Eropa mengeluhkan kualitas akurasi serta keamanan alat-alat tersebut.
Belanda misalnya, menarik masker medis buatan Tiongkok pada Minggu (29/03), karena dianggap tidak dapat melindungi wajah dengan benar. Bagian filter masker juga dianggap tidak dapat berfungsi dengan baik. Bagian filter masker juga dianggap tidak dapat berfungsi dengan baik, kendati produk mendapat sertifikasi dari Tiongkok.
(Baca: Negara di Eropa Kembalikan Ribuan Alat Kesehatan Corona dari Tiongkok)
Peristiwa serupa juga dialami oleh Spanyol. Negara terebut memesan sebanyak 640.000 alat tes virus corona dari Tiongkok. Namun, sebanyak 9.000 alat tes yang merupakan pengiriman gelombang pertama yang tiba pada Kamis (26/03) lalu, tidak dapat berfungsi secara akurat untuk mendeteksi infeksi virus corona.
Alat uji cepat yang dibuat oleh perusahaan diagnostik China Shenzhen Bioeasy Biotechnology ini, dinilai memiliki sensitivitas rendah. Artinya, alat uji tersebut tidak dapat mendeteksi infeksi virus corona secara memadai.
Dalam sebuah pernyataan pekan lalu, Shenzhen Bioeasy berkilah, bahwa pembacaan yang tidak akurat bisa disebabkan karena sampel tidak dikumpulkan dan diproses dengan benar. Namun, Shenzhen Bioeasy ternyata diketahui tidak memiliki lisensi resmi dari otoritas kesehatan Tiongkok.
Meragukannya alat-alat medis dari Tiongkok ini dibenarkan oleh Jam Chan, Marketing General Manager Osmunda, sebuah perusahaan jasa yang memberikan masukan pada perusahaan produk medis Tiongkok untuk mendapatkan persetujuan di luar negeri.
Ia mengatakan, banyak alat tes baru-baru ini yang dikembangkan di Tiongkok belum melalui uji klinis yang ketat, yang berarti tingkat akurasi yang diklaim dan dicetak pada produk tidak divalidasi dengan benar.
"Lebih baik tidak mengekspor produk daripada menawarkan produk tidak akurat, yang dapat menyebabkan hasil palsu. Kualitas produk yang telah melalui tinjauan domestik sebelum diekspor setidaknya dijamin sampai batas tertentu," kata Chan, dilansir dari Antara, Kamis (2/4).
(Baca: Kemendag Relaksasi Impor Alat Kesehatan untuk Tangani Pandemi Corona)