Setelah 76 Hari Lockdown, Akses Wuhan Akhirnya Dibuka Penuh

Image title
8 April 2020, 11:44
Ilustrasi, kota Wuhan, Tiongkok. Pada Selasa (7/4) tengah malam, pemerintah Tiongkok membuka penuh akses keluar-masuk kota Wuhan, setelah 76 hari lockdown.
ANTARA FOTO/REUTERS/Aly Song/foc/dj
Ilustrasi, kota Wuhan, Tiongkok. Pada Selasa (7/4) tengah malam, pemerintah Tiongkok membuka penuh akses keluar-masuk kota Wuhan, setelah 76 hari lockdown.
Button AI SummarizeBuat ringkasan dengan AI

Setelah 76 hari ditutup, kota Wuhan, telah dibuka penuh. Pada Selasa (7/4) tengah malam, pihak berwenang mengizinkan penduduk meninggalkan kota untuk pertama kalinya sejak 23 Januari, ketika kebijakan karantina wilayah atau lockdown ditetapkan.

Mengutip The Guardian, Rabu (7/4), lebih dari 55.000 orang telah memesan tiket kereta api untuk meninggalkan Wuhan dan bus telah beroperasi normal. Selain akses jalur darat, pemerintah Tiongkok juga mengizinkan penerbangan dari dan ke Wuhan.

China Eastern, yang mengoperasikan 30 penerbangan dari Wuhan ke kota-kota seperti Shanghai, Shenzhen dan Guangzhou melaporkan, 1.600 tiket pesawat telah dipesan.

Kota berpenduduk 11 juta jiwa ini sebelumnya mengalami isolasi sejak pertengahan Januari 2020, dengan penutupan akses di seluruh jalur penghubung. Diikuti dengan pembatasan drastis, untuk gerak kehidupan warganya sehari-hari.

Lockdown diterapkan pada Wuhan, lantaran kota ini diketahui sebagai kota asal muasal virus corona. Jejak virus corona dimulai dari pasar hewan kota yang terletak di Provinsi Hubei, Tiongkok ini.

Setelah penyebaran virus corona di Wuhan terkendali dan sepenuhnya hilang, pejabat kota Wuhan mulai membuka akses secara terbatas. Warga Wuhan diizinkan meninggalkan kompleks perumahan mereka secara terbatas dan akses masuk ke Wuhan juga dibuka dengan pengawasan ketat.

(Baca: Jelang Lockdown Wuhan Dicabut, Tiongkok Tanpa Kematian Akibat Corona)

Lockdown Wuhan merupakan kebijakan yang belum pernah terjadi sebelumnya, yang segera ditiru oleh kota dan kabupaten di sekitarnya, menempatkan sekitar 56 juta orang di provinsi Hubei di bawah karantina.

Ketika virus menyebar secara global dan kasus-kasus baru di Tiongkok menurun secara dramatis, para pejabat Tiongkok mengatakan, strategi tersebut dibenarkan.

Kebijakan lockdown mendapat pujian karena efektif mampu memperlambat penyebaran virus dengan memaksa jarak sosial dan membatasi penularan antara Hubei dan bagian lain negara itu.

Namun, kebijakan tersebut juga telah dikritik sebagai tindakan kejam dari upaya terakhir, diambil hanya karena pihak berwenang menunggu terlalu lama dan menghiraukan peringatan dini.

Meski akses dibuka penuh, pemerintah Tiongkok masih meminta warga membatasi acara jalan-jalan dan tidak menghadiri pertemuan besar. Banyak kompleks perumahan tetap ditutup, dengan pemeriksaan ketat di gerbang, dijaga oleh keamanan setempat.

Para pejabat Tiongkok, mengatakan pengelolaan kompleks perumahan akan terus diperkuat dan merekomendasikan agar penduduk hanya meninggalkan kota atau provinsi bila perlu. Warga juga tetap harus memakai masker saat pergi ke tempat-tempat umum.

“Nol kasus baru bukan berarti nol risiko. Membuka gerbang kota tidak berarti membuka pintu ke rumah seseorang,” tulis surat kabar People's Daily.

(Baca: Akses Kota Asal Virus Corona, Wuhan Akhirnya Dibuka)

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...