Kasta Beras Premium dan Medium akan Dihapus, Konsumen Khawatir Kualitas Turun


Pemerintah berencana menghapus penamaan beras kualitas premium dan medium. Beberapa konsumen berharap pemerintah bisa memastikan mutu beras reguler ini tetap terjamin.
Pemerintah mengatakan beras kualitas premium dan medium di pasaran sebetulnya sama, hanya berbeda kemasan, merek, dan kantong. Keputusan penghapusan label ini karena menurut pemerintah masalah beras menyangkut hajat hidup orang banyak dan merupakan salah satu program prioritas utama Presiden Prabowo Subianto.
“Tidak masalah dihapus, tapi harapannya pemerintah bisa menjamin kualitas berasnya lebih merata. Maksudnya, kualitas tersebut tidak terlalu rendah namun berada di titik tengah,” kata konsumen beras premium, Gabriela kepada Katadata Jumat (1/8).
Dia mengkhawatirkan penghapusan label premium ini membuat kualitas beras di pasaran menjadi turun. Dia juga menginginkan pemerintah membuat regulasi yang mengatur agar pengusaha beras lebih jujur terhadap kualitas.
“Sebagai konsumen inginnya yang terbaik, apalagi menyangkut nasi yang merupakan makanan pokok,” ujarnya.
Senada dengan Gabriela, konsumen beras premium Puja Pratama (25) tidak keberatan jika label premium. “Selama pemerintah masih menawarkan kemudahan (untuk membeli beras) dan dijual dengan jujur, saya merasa tidak masalah,” ucap Puja.
Di lain sisi, seorang konsumen beras premium bernama Alfida (25) mengaku resah dan keberatan dengan keputusan ini. Dia merasa sebagai konsumen telah mengeluarkan uang lebih untuk mendapatkan mutu yang bagus.
“Kalau tanpa label premium bagaimana cara saya untuk memastikan mutu yang sesuai dengan ekspektasi. Harapannya pemerintah mencari solusi lain, karena yang menjadi fokus seharusnya menindak para pengoplos bukan menghapus label,” kata Alfida.
Menurutnya, pemerintah harus mengusut kasus ini dari hulu hingga hilir, dan tidak memilih jalan pintas dengan menghapus label beras premium.
Penghapusan label ini diputuskan dalam rapat koordinasi Tindak Lanjut Arahan Presiden Terkait Manipulasi Harga Beras dan Beras Oplosan pada Jumat (25/7).
“Kami akan buat hanya ada satu jenis beras saja. Beras ya beras, tidak lagi premium dan medium,” kata Zulhas, Jumat (25/7).
Dia mengatakan pemerintah melalui Bapanas dan kementerian lembaga lain akan membahas lebih lanjut berasan harga beras ini.
“Mereka akan berunding harganya berapa, apakah Rp 13.000, Rp 13.500, atau Rp 12.500,” ucap Zulhas.
Selain itu, Zulhas menjelaskan di Indonesia hanya akan ada dua jenis beras, yakni beras tanpa label premium medium serta beras khusus. Jenis khusus yang dimaksud yakni beras yang mengantongi izin dari pemerintah.
Seperti beras pandan wangi, beras ketan, beras impor untuk orang sakit yakni beras basmati, dan beras japonica. “Beras sebelumnya kan premium medium, harganya Rp 12.500, ada yang Rp 13.000, ada yang Rp 18.000 karena kantongnya bagus mengkilat. Ada yang isinya tidak sesuai dan itu tidak boleh terjadi lagi,” ucapnya.