49 Pesawat Boeing yang Dipesan Garuda Baru Tiba di Indonesia pada 2031

Andi M. Arief
29 Juli 2025, 15:21
Sejumlah jamaah calon haji kloter pertama Aceh menaiki pesawat Garuda Indonesia Boeing 777 di Bandara Internasional Sultan Iskandar Muda Blang Bintang, Aceh Besar, Aceh, Minggu (18/5/2025). Sebanyak 393 calon haji kelompok terbang (kloter) pertama embarka
ANTARA FOTO/Khalis Surry/foc.
Sejumlah jamaah calon haji kloter pertama Aceh menaiki pesawat Garuda Indonesia Boeing 777 di Bandara Internasional Sultan Iskandar Muda Blang Bintang, Aceh Besar, Aceh, Minggu (18/5/2025). Sebanyak 393 calon haji kelompok terbang (kloter) pertama embarkasi Aceh mulai diberangkatkan ke Tanah Suci dari total 4.378 jamaah calon haji Aceh berserta petugas yang akan menunaikan ibadah dalam penyelenggaraan haji tahun 1446 H/2025 M.
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

CEO Daya Anagara Nusantara, Rosan P Roeslani, mengatakan sebanyak satu dari 50 pesawat Boeing yang dipesan Garuda Indonesia sudah tiba. Sementara 49 pesawat Boeing lainnya baru akan tiba paling cepat 2031.

"Jadi masih 6-7 tahun dari sekarang," kata Rosan di Jakarta, Selasa (29/7).

Oleh sebab itu, Rosan mengatakan telah mengimbau manajemen Garuda untuk menerbitkan rencana jangka panjang operasi. Hal tersebut penting agar pengoperasian Garuda berkelanjutan walaupun pihak manajemen berubah-ubah.

Salah satu aspek yang harus ditingkatkan Garuda adalah mengoperasikan seluruh armada. Seperti diketahui, jumlah pesawat Garuda yang mengudara hingga akhir Mei 2025 adalah 77 unit dengan rata-rata umur 13,06 tahun.

Secara total, Garuda Indonesia memiliki 121 unit armada setelah ditambah pesawat yang dioperasikan Citilink sejumlah 44 unit. Rosan menemukan banyak pesawat yang dioperasikan Garuda maupun Citilink tidak bisa terbang alias grounded.

"Kami tetap bayar biaya sewa walaupun tidak terbang. Karena itu kami bilang ke Garuda untuk memperbaiki semua pesawat agar waktu penerbangan per hari bisa mencapai 12 jam dari posisi saat ini 5 jam," katanya.

Menurutnya, penyuntikan US$ 400 juta atau sekitar Rp 6,5 triliun khusus untuk kegiatan reparasi dan perawatan pesawat milik Garuda. Rosan menekankan dana segar dari Danantara tersebut bukan bagian dari pembelian pesawat baru besutan Boeing.

Setelah efisiensi operasi, Rosan mencatat target Garuda selanjutnya adalah transformasi teknologi, salah satunya dalam aspek pelayanan. Seluruh langkah tersebut dilakukan sembari Garuda menyusun proyeksi layanan jangka panjang hingga 2032.

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview
Reporter: Andi M. Arief

Cek juga data ini

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...