Perang Mobil Listrik di GIIAS 2025, Siapa yang Beri Tawaran Paling Menarik?


Agen pemegang merek atau APM memperbanyak model kendaraan emisi karbon rendah alias LCEV. Hal tersebut sejalan dengan pertumbuhan minat pembeli terhadap kendaraan listrik atau EV di dalam negeri.
LCEV merupakan EV berbasis baterai maupun mobil hibrid. Berdasarkan pantauan Katadata, sekitar 60% dari model yang dipamerkan dalam GIIAS merupakan LCEV, sedangkan lebih dari setengah adalah EV berbasis baterai.
APM yang secara penuh menawarkan LCEV dalam GIIAS 2025 adalah PT BYD Motor Indonesia dengan tujuh model. Adapun model terbaru yang dipajang BYD yakni Atto 1 ditawarkan dengan harga Rp 195 juta sampai Rp 235 juta per unit.
Sementara itu, setengah dari stan milik PT Hyundai Mobil Indonesia ditempati oleh mobil konvensional. Produsen EV di dalam negeri ini memutuskan untuk menempatkan EV berbasis baterai sekitar 30% dari luas bilik dan selebihnya untuk mobil hibrid.
Mobil konvensional juga masih mengambil setengah dari area bilik PT Wuling Motors Indonesia. Namun, APM asal Cina ini menawarkan harga mobil yang lebih rendah, yakni antara Rp 190 juta sampai Rp 365 juta per unit.
Adapun APM mobil konvensional mulai beralih menawarkan LCEV ke pengunjung GIIAS 2025, seperti PT Honda Prospect Motor dan PT Suzuki Indomobil Motor. LCEV yang dijual kedua APM merupakan mobil hibrid. Mobil-mobil tipe tersebut mengambil porsi 60% dari total model yang ditawarkan.
Di sisi lain, PT Isuzu Astra Motor Indonesia memutuskan untuk hanya menawarkan mobil konvensional dalam GIIAS 2025. Mayoritas mobil yang ditawarkan Isuzu adalah mobil komersial dengan rentang harga Rp 283 juta hingga Rp 1,18 miliar.
Banyak Model EV Bikin Pembeli Bingung
Medwin Setia (38) mengatakan cenderung akan membeli LCEV dengan pertimbangan biaya operasional dan relaksasi aturan lalu lintas. Rentang harga yang disanggupi keluarganya adalah antara Rp 250 juta sampai 350 juta
Medwin mengaku pelonggaran aturan ganjil-genap di Jakarta menjadi salah satu faktor kuat untuk memilih EV. Pada saat yang sama, Medwin mengkhawatirkan besarnya depresiasi EV di pasar sekunder domestik.
"Selain itu, peperangan harga EV di pasar sekunder sangat mengerikan. Sejujurnya saya menjadi makin bingung untuk membeli EV karena satu merek menyediakan 10 tipe yang berbeda di pameran ini," kata Medwin kepada Katadata.co.id, Senin (28/7).
Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia atau Gaikindo mendata, penjualan EV dari pabrikan ke diler pada paruh pertama mencapai 36.633 unit atau naik 171,35% secara tahunan. BYD mendominasi penjualan pada Januari-Juni 2025 sebesar 38,46% atau 14.092 unit.
Sementara itu, penjualan mobil hibrid secara wholesale naik 20,52% secara tahunan pada semester pertama tahun ini menjadi 28.927 unit. Dengan demikian, kontribusi penjualan LCEV pada tahun ini naik 74,82% menjadi 65.560 unit.
Dengan demikian, kontribusi LCEV dari total penjualan mobil pada Januari-Juni 2025 adalah 17,49%. Pada , Kementerian Perindustrian menargetkan total penjualan LCEV pada tahun ini mencapai 100.000 unit pada tahun ini.