Danantara soal Garuda Indonesia Mau Beli Pesawat Boeing: Ini Restrukturisasi

Garuda Indonesia berencana membeli pesawat Boeing asal Amerika Serikat. Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara atau Danantara Indonesia mengatakan ini merupakan bagian dari restrukturisasi perusahaan dengan kode GIAA di BEI itu.

Chief Operating Officer (COO) Danantara Dony Oskaria mengatakan restrukturisasi Garuda Indonesia telah menjadi prioritas. Ia mengatakan, akan ada beberapa aksi korporasi, baik secara tunai maupun non-tunai untuk memperkuat maskapai penerbangan ini.

“Ini termasuk ekspansi, penambahan pesawat kami,” kata Dony kepada wartawan di Kompleks Parlemen Senayan, Rabu (23/7). 

Penambahan jumlah pesawat juga merupakan upaya Garuda Indonesia untuk meningkatkan kualitas layanan kepada masyarakat. Ia mengakui jumlah pesawat saat ini masih terbatas dan kualitas layanan yang dirasakan penumpang bisa menurun. 

Ia berharap penambahan pesawat mampu mendongkrak standar layanan sekaligus memperkuat posisi Garuda Indonesia menjadi perusahaan yang sehat.

Pesawat Boeing 777 Dinilai Jadul

Sebelumnya pemerintah berencana membeli 50 pesawat Boeing dari Amerika Serikat untuk mengembangkan bisnis Garuda Indonesia. Hal ini merupakan bagian dari kesepakatan dagang dengan pemerintah Amerika Serikat untuk menurunkan tarif impor resiprokal dari 32% menjadi 19%.

Ekonom Universitas Paramadina Wijayanto Samirin menilai, jika jenis pesawat yang dibeli yakni jenis Boeing 777, maka pemerintah perlu melakukan peninjauan ulang mengenai kebutuhan Garuda Indonesia.

Menurut dia, pesawat Boeing 777 tidak sesuai dengan kebutuhan maskapai pelat merah Tanah Air itu. “Boeing 777 termasuk ketinggalan zaman. Jauh dibandingkan 787,” kata Wijayanto ketika dihubungi Katadata.co.id pada 17 Juli.

Menurut Wijayanto, pesawat Boeing dengan jenis 737 atau 787 lebih sesuai dengan kebutuhan Garuda untuk ekspansi sesuai target dan kondisi geografis.

Di samping itu, dia mengatakan Garuda Indonesia perlu dilibatkan dalam negosiasi mengenai jenis pesawat yang akan dibeli dari Boeing Amerika Serikat. “Jika salah strategi, keuangan mereka yang sudah merah akan semakin parah,” ujar Wijayanto.