PHK Naik 32%, Menaker Sebut Tiga Penyebabnya


Menteri Ketenagakerjaan, Yassierli, mencatat setidaknya ada tiga alasan naiknya angka pemutusan hubungan kerja atau PHK pada semester pertama tahun ini. Kemenaker mendata korban PHK naik 32,18% secara tahunan pada Januari-Juni 2025 menjadi 42.385 orang.
Yassierli mencatat lonjakan PHK disebabkan oleh penurunan permintaan pasar, pengubahan model bisnis, dan permasalahan internal hubungan industrial. Hampir 60% PHK terjadi pada tiga provinsi, yakni Jawa Tengah, Jawa Barat, dan Banten.
"Pasti ada industri terkait yang sedang kontraksi di tiga daerah tersebut," kata Yassierli di Gedung DPR, Selasa (22/7).
Kepala Badan Perencanaan dan Pengembangan Ketenagakerjaan Kemenaker, Anwar Sanusi mengatakan tingginya angka PHK pada paruh pertama tahun ini didorong oleh PT Sri Rejeki Isman Tbk atau Sritex.
Untuk diketahui, Sritex melakukan PHK pada 11.025 buruh pada akhir Februari 2025. Pada bulan yang sama, angka PHK nasional naik mendekati 90% secara bulanan menjadi 17.796 orang.
Karena itu, Anwar mencatat korban PHK terbanyak ada di sektor industri pengolahan atau lebih dari setengah korban PHK semester pertama tahun ini. Selain industri pengolahan, sektor industri lain dengan jumlah PHK tinggi adalah perdagangan besar dan eceran serta pertambangan dan penggalian.
"Namun, selisih angka PHK antara industri pertambangan dan industri pengolahan sangat jauh. Data kami menunjukkan PHK di industri pengolahan mencapai 22.671 orang," kata Anwar.
Di sisi lain, Anwar menilai ada tren penurunan lantaran korban PHK per Juni 2025 susut 65% secara bulanan menjadi 1.609 orang. Namun penyusutan angka PHK dinilai semu akibat belum selesainya proses PHK.
Untuk diketahui, sengketa PHK dapat melalui tiga tahap sebelum sah secara hukum, yakni mediasi bipartit antara buruh dan perusahan; mediasi tripartit antara buruh, perusahaan, dan pemerintah; dan keputusan pengadilan industrial.
"Rendahnya data PHK per Juni 2025 bisa saja disebabkan proses gugatan PHK yang belum selesai dalam salah satu proses tersebut," katanya.