Prabowo Sebut Pengangguran Turun, tapi Data PHK Naik 32% pada Semester I 2025


Kementerian Ketenagakerjaan mendata jumlah korban Pemutusan Hubungan Kerja atau PHK pada Semester I 2025 mencapai 42.385 orang, naik 32,18% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebanyak 32.064 pekerja. Angka semester I 2025 juga lebih tinggi semester I 2023.
Berdasarkan data Kemenaker, daerah dengan jumlah PHK tertinggi selama paruh pertama tahun ini adalah Jawa Tengah sejumlah 10.995 orang. Capaian tersebut diikuti Jawa Barat sejumlah 9.494 orang dan Banten sejumlah 4.267 orang.
Total PHK dari tiga provinsi tersebut mencapai 24.756 orang atau hampir 60% dari jumlah PHK pada Januari-Juni 2025. Sementara itu, provinsi dengan jumlah PHK terminim adalah Maluku atau hanya empat orang selama enam bulan pertama tahun ini.
Namun secara bulanan, jumlah PHK Juni 2025 capai 1.609 pekerja. Angka ini turun 65,78% dibanding Mei 2025. Adapun angka PHK memuncak pada Februari 2025 yang mencapai 17.796 orang atau naik hampir 90% secara bulanan.
Angka ini merupakan yang tercatat dan terverifikasi oleh Kemenaker, dikutip dari laman resminya.
Prabowo Sebut Pengangguran Turun
Sebelumnya, Presiden Prabowo Subianto menyampaikan angka kemiskinan absolut dan pengangguran nasional turun saat menghadiri peresmian Koperasi Desa Merah-Putih. Prabowo menyampaikan pernyataan tersebut berdasarkan laporan resmi Badan Pusat Statistik.
Menanggapi hal itu, Menteri Ketenagakerjaan, Yassierli menolak untuk berkomentar.
"Saya tidak memberikan komentar dulu terkait pernyataan itu," kata Menteri Ketenagakerjaan, Yassierli di kantornya, Selasa (22/7).
Pengamat ketenagakerjaan sekaligus Sekretaris Jenderal Organisasi Pekerja Seluruh Indonesia, Timboel Siregar mengatakan data yang disediakan dalam laman resmi Kemenaker telah sesuai dengan realita. Sebab, pembukaan lapangan kerja saat ini terbatas akibat ketidakstabilan geopolitik dan geoekonomi.
"Namun Prabowo sebagai pemerintah akan terus mengatakan kondisi ini baik-baik terus. Bahwa kondisinya tidak baik, tetap saja dibilang baik, itu sudah kebiasaan dia. Namun pemerintah harus mengakui bahwa memang angka pengangguran naik," kata Timboel kepada Katadata.co.id, Selasa (22/7).
Timboel menyampaikan peningkatan angka pengangguran bukan hanya dilihat dari data PHK, namun juga temuan Badan pusat Statistik. Sebab, BPS memaparkan angka pengangguran terbuka naik dari 7,2 juta orang pada Februari 2024 menjadi 7,28 juta pada Februari 2025.
Timboel berargumen total angka pengangguran harus ditambah dengan kelompok setengah menganggur sejumlah 11,66 juta pada Februari 2025. Alhasil, total angka pengangguran pada awal tahun ini setidaknya mendekati 19 juta orang.
"Belum lagi ditambah angka PHK dan masyarakat yang baru lulus perguruan tinggi atau SMA. Jadi, saya melihat angka pengangguran ini betul-betul naik," katanya.