Prabowo Perintahkan Bongkar Mafia Beras, 10 Produsen Besar Dipanggil Polisi

Andi M. Arief
3 Juli 2025, 18:10
Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menyampaikan keterangan saat konferensi pers di Kementerian Pertanian, Jakarta, Selasa (3/6/2025). Menteri Pertanian mengatakan melihat ada anomali atau keanehan data stok gudang beras di Cipinang yang terjadi pada Me
ANTARA FOTO/Asprilla Dwi Adha/tom.
Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menyampaikan keterangan saat konferensi pers di Kementerian Pertanian, Jakarta, Selasa (3/6/2025). Menteri Pertanian mengatakan melihat ada anomali atau keanehan data stok gudang beras di Cipinang yang terjadi pada Mei 2025 dan saat stok beras melimpah harga beras di tingkat eceran atau grosir naik, sedangkan rata-rata harga beras di tingkat penggilingan turun yang seharusnya harga beras di tingkat eceran juga ikut mengalami penurunan.
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Pemerintah mulai menyelidiki dugaan pelanggaran standar kualitas beras oleh 10 perusahaan besar dalam negeri. Menteri Pertanian Amran Sulaiman mengungkapkan, proses hukum tersebut merupakan instruksi langsung dari Presiden Prabowo Subianto untuk memberantas praktik mafia di industri beras.

"Bayangkan, 86% beras di pasar tidak sesuai standar. Surat pemanggilan sudah dilayangkan kepada 10 pabrik beras terbesar, dan kami sudah terima tembusannya," ujar Amran dalam keterangan resmi, Kamis (3/7).

Amran mengungkapkan 268 merek beras diduga melanggar standar kualitas, harga, dan pengemasan. Temuan ini berdasarkan hasil uji dari 13 laboratorium di 10 provinsi.

Ia memastikan nama-nama perusahaan yang terlibat akan diumumkan setelah pemeriksaan resmi oleh pihak kepolisian rampung.

Sebagian produk beras yang tidak memenuhi standar telah ditarik dari pasar. Namun, Amran menegaskan pemerintah tidak akan memberikan sanksi kepada pedagang kecil.

"Pedagang kecil hanya menerima beras dan tidak tahu soal kualitas. Kami sudah sepakat untuk melindungi mereka," katanya.

Stok Beras Melimpah, Tak Perlu Impor

Amran juga memastikan Indonesia tidak memerlukan impor beras pada tahun ini. Produksi beras domestik sepanjang Januari-Agustus 2025 diperkirakan mencapai 24,97 juta ton.

Sementara Organisasi Pangan dan Pertanian Dunia (FAO) memproyeksikan total produksi beras Indonesia mencapai 35,6 juta ton pada tahun ini.

"Dengan produksi naik sesuai data BPS, FAO, bahkan Kementerian Pertanian Amerika Serikat, serta stok kita tertinggi sepanjang sejarah, tidak ada alasan harga beras naik," kata Amran.

Namun, harga beras medium di sebagian besar daerah masih berada di atas Harga Eceran Tertinggi (HET). Badan Pangan Nasional mencatat hanya Kalimantan Selatan yang memiliki harga beras medium di bawah HET, yaitu Rp 12.997 per kilogram. Sebagai perbandingan, HET untuk Zona 2 ditetapkan sebesar Rp 13.100 per kilogram.

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview
Reporter: Andi M. Arief

Cek juga data ini

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...