Kopdes Merah Putih Solusi PHK Massal, Siap Serap 2 Juta Tenaga Kerja

Andi M. Arief
1 Juli 2025, 15:22
kopdes merah putih, phk massal
ANTARA FOTO/Idhad Zakaria/rwa.
Menteri Koperasi Budi Arie Setiadi meninjau Koperasi Desa Merah Putih di Desa Dawuhan, Banyumas, Jawa Tengah, Sabtu (21/6/2025). Menkop Budi Arie melakukan peluncuran awal Koperasi Desa Merah Putih di Desa Dawuhan yang merupakan lokasi makam tokoh pelopor koperasi Indonesia Margono Djojohadikusumo, untuk menghadirkan keadilan ekonomi di desa.
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Menteri Koperasi, Budi Arie Setiadi mengatakan Koperasi Desa Merah Putih akan menjadi solusi gelombang Pemutusan Hubungan Kerja sejak awal tahun ini. Sebab, program tersebut akan membuka lapangan kerja untuk 2 juta orang mulai tahun ini.

Budi Arie menilai pengoperasian Kopdes Merah-Putih dapat memunculkan sumber ekonomi baru dari akar rumput. Hal tersebut dimungkinkan lantaran karakter koperasi akan mengkonsolidasikan kemampuan produksi dari para produsen kecil.

"Kopdes Merah Putih kalau perlu nantinya punya fasilitas pengolahan sampai produk hilir. Misalnya, Kopdes Merah Putih bidang sawit tidak hanya menjual tandan buah segar, tapi kalau perlu sampai minyak goreng," ujar Budi Arie di Kantor Kementerian Ketenagakerjaan, Selasa (1/7).

Menurutnya, konsolidasi dalam koperasi akan memperkuat posisi tawar produsen kecil di pasar nasional. Volume produksi yang lebih besar akan memungkinkan Kopdes Merah Putih menjadi kekuatan ekonomi baru di daerah.

Sektor Industri Lesu dan Turunnya Lapangan Pekerjaan

Di saat pemerintah menggagas Kopdes Merah Putih sebagai alternatif penyerapan tenaga kerja, kondisi sektor industri manufaktur Indonesia justru sedang melemah.

Data Standard & Poor’s Global mencatat Purchasing Managers Index (PMI) Indonesia turun ke level 46,9 pada Juni 2025, menandai kontraksi sektor manufaktur. Penurunan ini memicu pengurangan tenaga kerja dan pembelian bahan baku oleh perusahaan besar.

Ekonom S&P Global Market Intelligence, Usamah Bhatti, mengatakan pesimisme pelaku industri meningkat tajam. “Angka penyerapan tenaga kerja pada Juni 2025 menjadi yang terendah kedua dalam tiga bulan terakhir. Industri mulai pesimis terhadap masa depan, sejalan dengan anjloknya optimisme ke titik terendah dalam delapan bulan terakhir,” kata Bhatti.

Masyarakat makin pesimistis untuk mendapatkan lowongan kerja. Hal ini terlihat dari hasil survei konsumen Bank Indonesia atau BI pada Mei 2025 menunjukan indeks ketersediaan lapangan kerja atau IKLK masuk ke level pesimis yakni 95,7, sedangkan zona optimistis harus berada di atas 100.

Dalam catatan BI, IKLK pada November 2024 berada di level 129,5 dan turun pada Desember menjadi 112,2. Penurunan IKLK terus berlanjut pada Januari 2025 menjadi 107,7 dan pada Februari merosot menjadi 106,2.

IKLK sempat sedikit membaik pada Maret 2025 menjadi 125,9 namun kembali turun pada April menjadi 123,5. Lalu kini indeks ketersediaan lapangan kerja itu terus merosot bahkan di zona pesimis di level 95,7 pada Mei 2025.

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview
Reporter: Andi M. Arief

Cek juga data ini

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...