Volvo PHK 3.000 Karyawan Imbas Permintaan Kendaraan Listrik Lesu


Volvo Cars akan melakukan Pemutusan hubungan Kerja atau PHK terhadap 3.000 karyawan administratif, manajerial, dan tenaga profesional di kantor pada tahun ini. Langkah tersebut diambil setelah adanya perlambatan permintaan kendaraan listrik atau EV dan ketidakpastian pasar global.
CEO Volvo Cars, Hakan Samuelsson, mengatakan tindakan PHK tersebut merupakan bagian dari strategi pengurangan biaya operasional sekitar US$ 1,9 miliar atau sekitar Rp 30,79 triliun. Samuelsson mendata langkah PHK tersebut akan memangkas 40% dari total tenaga kerja kantornya saat ini.
"PHK dilakukan pada pekerja kantoran di semua area, termasuk penelitian, komunikasi, dan HRD. Jadi, PHK terjadi di semua tempat, dan ini pengurangan yang signifikan," kata Samuelsson yang dikutip dari Reuters, Selasa (27/5).
Samuelsson menilai langkah PHK tersebut akan membuat laporan keuangan Volvo sangat sehat. Selain itu, langkah PHK dapat memberikan dana segar yang akhirnya memungkinkan tenaga kerja yang tersisa mengambil tanggung jawab lebih besar.
CFO Volvo Cars, Fredrik Hansson, mengatakan langkah PHK tersebut akan terjadi di semua kantor Volvo secara global. Namun mayoritas langkah PHK akan dilakukan pada kantor pusat Volvo di Gothenburg, Swedia.
Hansson menghitung sekitar 15% karyawan di kantor pusat Volvo akan mendapatkan PHK dengan biaya pesangon sekitar Rp 230,53 triliun. Menurutnya, langkah PHK tersebut akan membuat struktur perseroan lebih efisien.
"Dampak PHK tersebut akan bervariasi tergantung pada area kantor Volvo beroperasi. Namun kami tidak akan melewatkan satu tempat pun," kata Hansson.
Sementara itu, Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia atau Gaikindo mendata Volvo tidak menjual mobil bermesin konvensional di Indonesia. Adapun penjualan grosir Volvo di dalam negeri terdata susut hingga 25% secara tahunan pada Januari-April 2025 menjadi 33 unit.
Sebelumnya, S&P Global Mobility memprediksi penjualan EV pada tahun ini akan melonjak. Secara rinci, pangsa pasar EV ke total penjualan mobil secara global diperkirakan naik dari 49% pada tahun lalu menjadi 58% pada tahun ini.
Prediksi Market Share Mobil Listrik 2025
- Eropa Tengah dan Barat, 20,4 persen (naik 43,4 persen dari 2024)
- Amerika Serikat, 11,2 persen (naik 36 persen dari 2024)
- China, 29,7 persen (naik 19,7 persen dari 2024)
- India, 7,5 persen (naik 117 persen dari 2024)
- Global, 16,7 persen (naik 29,9 persen dari 2024)
S&P Global Mobility tidak merinci prediksi di Asia Tenggara termasuk Indonesia. Namun jika mengacu pada data Gaikindo sepanjang 2024 angkanya naik dibandingkan 2023.
Secara keseluruhan termasuk kendaraan niaga, angka penjualan wholesales (pabrik ke diler) mobil listrik periode Januari-November 2024 berhasil tembus 37.615 unit. Sedangkan sepanjang 2023 dari Januari-Desember, angka penjualan mobil listrik di dalam negeri berada di bawah capaian tahun ini yaitu 17.062 unit.