Investasi Hilirisasi Capai Rp 136 Triliun di Kuartal 1 2025, Naik 79%

Mela Syaharani
29 April 2025, 13:15
investasi, hilirisasi, bkpm
Katadata/Fauza Syahputra
CEO Badan Pengelola Investasi (BPI) Daya Anagata Nusantara (Danantara) Rosan Roeslani menyampaikan paparan saat konferensi pers \"Meet The Team Danantara Indonesia\" di Jakarta, Senin (24/3/2025). Pada kesempatan itu Rosan mengumumkan struktur pengurus Danantara yang terdiri dari Dewan Pengawas, Dewan Pengarah, Dewan Penasihat dan jajaran direksi yang diisi oleh sejumlah tokoh yang dinilai memiliki pengalaman mumpuni untuk menduduki posisi tersebut.
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Menteri Investasi/Kepala BKPM Rosan Roeslani mengatakan realisasi investasi hilirisasi pada kuartal 1 2025 mencapai Rp 136,3 triliun, naik 79,82% dibandingkan periode yang sama pada 2024 yang hanya mencapai Rp 75,8 triliun. Realisasi ini menyumbang 29,3% dari total realisasi investasi kuartal 1 2025 yang mencapai Rp 465,2 triliun.

Rosan mengatakan porsi hilirisasi dalam realisasi investasi ini menunjukkan peningkatan jika melihat tren dalam tiga tahun terakhir besarannya hanya di angka 23-24%. Namun, pada periode ini porsi hilirisasi menyumbang 29%.

“Ini meningkat karena selama ini investasi hilirisasi yang masuk itu lebih terkonsentrasi di nikel dan turunannya. Namun kami meyakini akan terus berkembang dan ternyata hilirisasi tembaga juga sudah dimulai,” kata Rosan dalam Konferensi Pers Capaian Realisasi Investasi Kuartal I 2025, Selasa (29/4).

Rosan menjelaskan, realisasi investasi ini berasal dari beberapa sektor hilirisasi. Proyek mineral mendominasi sebanyak Rp 97,6 triliun dari total investasi hilirisasi, dengan sejumlah komoditas yang diolah, yakni: 

  • Nikel Rp 47,82 triliun 
  • Tembaga Rp 17,7 triliun 
  • Bauksit Rp 12,84 triliun 
  • Besi Baja Rp 12,01 triliun
  • Timah Rp 1,53 triliun
  • Lainnya seperti pasir silika, emas, perak, kobalt, mangan, batu bara, aspal buton Rp 5,7 triliun

Kementerian Investasi juga mencatat, realisasi hilirisasi di sektor perkebunan dan kehutanan mencapai Rp 31,13 triliun. Produk hilirisasi kehutanan ini mencakup kelapa sawit Rp 15,26 triliun, kayu log 11,79 triliun, karet 3,08 triliun, dan komoditas lainnya seperti pala, kelapa, kakao, serta biofuel mencapai Rp 0,99 triliun.

Hilirisasi di sektor minyak dan gas bumi  juga menyumbangkan realisasi investasi senilai Rp 6,55 triliun, terdiri atas minyak bumi Rp 3,13 triliun dan gas bumi Rp 3,42 triliun.

Sedangkan, hilirisasi di sektor perikanan dan kelautan sebesar Rp 1,03 triliun. Jumlah tersebut mencakup komoditas termasuk garam, ikan tuna cakalang tongkol, rumput laut, rajungan, dan tilapia.

Realisasi Investasi Kuartal 1 2025

Kementerian Investasi dan Hilirisasi melaporkan capaian realisasi investasi senilai Rp 465,2 triliun sepanjang Januari-Maret 2025. Torehan investasi triwulan pertama tahun ini meningkat 15,9% dari periode yang sama tahun lalu. 

Jumlah tersebut terdiri atas Rp 230,4 triliun dari hasil penanaman modal asing (PMA) dan Rp 234,8 triliun penanaman modal dalam negeri atau PMDN.

Menteri Investasi Rosan Roeslani menyampaikan bahwa sebaran investasi mayoritas berada di luar Pulau Jawa dengan Rp 235,9 triliun. Sedangkan nilai investasi di Pulau Jawa sejumlah Rp 229,3 triliun. 

“Realisasi investasi triwulan pertama yakni 24,4% dari target 2025 senilai Rp 1.905,6 triliun,” kata Rosan saat menggelar konferensi pers di Istana Merdeka Jakarta pada Rabu (23/4). 

Sebaran investasi yang masuk ke Indonesia mayoritas masih berada di Jakarta dengan Rp 69,8 triliun. Posisi selanjutnya ditempati oleh Jawa Barat dengan Rp 68,5 triliun dan Jawa Timur dengan serapan investasi Rp 38 triliun. Selanjutnya, ada Sulawesi Tengah dengan RP 32,7 triliun dan Banten Rp 6,7 triliun.

Kepala Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara) itu melanjutkan, torehan investasi triwulan pertama tahun ini ditopang oleh lima negara Asia. Singapura menjadi investor terbesar yakni US$ 4,6 miliar. Berikutnya, Hong Kong dengan nilai US$ 2,22 miliar, Cina US$ 1,8 miliar, dan Malaysia dan Jepang masing-masing US$ 1 miliar.

“Singapura memberikan kontribusi terbesar selama sepuluh tahun terakhir sebagai investor terbesar di Indonesia,” ujar Rosan. 

Rosan mengatakan ragam sektor yang menjadi daya tarik para investor. Serapan penanaman modal terbesar berasal dari sektor industri logam dasar, barang logam dan bukan mesin dan peralatannya. Berikutnya adalah sektor industri bidang transportasi, gedung dan telekomunikasi. Selanjutnya sektor pertambangan, jasa lainnya dan kawasan industri- perkantoran. 

“Di tengah geopolitik dan geoekonomi yang meningkat, alhamdulillah investasi triwulan tahun ini masih bisa mencapai target investasi,” kata Rosan.

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview
Reporter: Mela Syaharani

Cek juga data ini

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...