Hadapi Kebijakan Trump, Mendag Budi Bakal Diversifikasi Produk Ekspor ke AS

Andi M. Arief
5 Februari 2025, 16:39
Trump
ANTARA FOTO/Irfan Anshori/tom.
Menteri Perdagangan Budi Santoso (kiri) didampingi Bupati Blitar Rini Syarifah (kanan) menjawab pertanyaan wartawan usai meresmikan Pasar Tradisional Nglegok di Blitar, Jawa Timur, Selasa (4/2/2025). Program rehabilitasi pasar tradisional yang diinisiasi Kemendag tersebut telah merehabilitasi Pasar Nglegok dan Pasar Sidorejo Ponggok guna mengembalikan daya tarik masyarakat berbelanja di pasar tradisional sehingga perekonomian kembali tergerak.
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Menteri Perdagangan Budi Santoso menegaskan komitmen pemerintah untuk menjaga surplus neraca perdagangan dengan Amerika Serikat. Pernyataan ini disampaikan sebagai respons terhadap kebijakan Presiden Amerika Serikat, Donald J. Trump, yang mengenakan bea masuk tambahan pada Selasa (4/2).

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), surplus neraca perdagangan Indonesia dengan Amerika Serikat mencapai US$ 1,75 miliar pada tahun lalu, meningkat 32,6% dibanding tahun sebelumnya sebesar US$ 1,32 miliar.

Untuk mempertahankan surplus ini, pemerintah akan menerapkan strategi diversifikasi produk ekspor ke Amerika Serikat. "Terutama produk-produk yang tidak diproduksi di sana," kata Budi dalam konferensi pers di Jakarta, Rabu (5/2).

Budi juga menyebut kebijakan bea masuk tambahan oleh Amerika Serikat bertujuan menarik investasi langsung dalam bentuk fasilitas produksi di negara tersebut. Dengan begitu, produk Indonesia yang tidak memiliki pesaing produksi di AS masih berpotensi untuk terus diekspor.

Antisipasi Lanskap Perdagangan Global

Pemerintah telah berdiskusi dengan para eksportir mengenai langkah diversifikasi ini. “Hal ini penting agar nilai surplus neraca perdagangan dengan Amerika Serikat tetap terjaga,” kata Budi.

Selain itu, pemerintah tengah menyiapkan opsi kerja sama bilateral dengan Amerika Serikat guna memperlancar arus perdagangan barang dari Indonesia. “Kami telah mengantisipasi perubahan lanskap pasar internasional sejak terpilihnya Trump, namun rincian mitigasi masih dalam pembahasan,” ujarnya.

Budi juga menyoroti Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia-Kanada (ICA-CEPA) sebagai salah satu alternatif memperkuat ekspor ke pasar Amerika Utara.

“ICA-CEPA menjadi akses penting untuk mempermudah pemasaran produk Indonesia ke negara-negara di kawasan ini, termasuk Amerika Serikat,” katanya.

Dampak Kebijakan Tarif Trump

Trump terus memperketat kebijakan perdagangan dengan mengenakan tarif impor tambahan terhadap Meksiko, Kanada, dan Cina. Trump menyatakan bahwa kebijakan ini bertujuan untuk mengurangi migrasi ilegal serta perdagangan narkoba.

“Saya meminta rakyat Amerika memahami sedikit penderitaan yang mungkin mereka alami akibat kebijakan ini,” ujar Trump dalam pidatonya di Gedung Putih, Minggu (2/2).

Kanada dan Meksiko berencana melakukan tindakan balasan terhadap tarif 25% yang dikenakan Amerika Serikat. Kedua negara menyatakan bahwa kebijakan tersebut berpotensi mengguncang ekonomi mereka yang selama ini menikmati perdagangan bebas.

Selain itu, Cina juga berencana membawa kebijakan tarif AS sebesar 10% ke Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) dan menyiapkan langkah balasan.

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview
Reporter: Andi M. Arief

Cek juga data ini

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...