Insentif Kendaraan Listrik Diperluas pada 2025, Mobil Hybrid Dapat Diskon Pajak


Kementerian Keuangan akan melanjutkan insentif pajak untuk kendaraan listrik menjadi akhir 2025. Insentif tersebut akan diperluas ke kendaraan hibrid berupa penanggungan PPnBM sebesar 3%.
Adapun insentif pajak yang diberikan kepada kendaraan listrik yang berlaku saat ini dan akan diperpanjang adalah pembebasan bea masuk berupa Pajak Pertambahan Nilai yang Ditanggung Pemerintah atau PPN DTP, dan penanggungan Pajak Penjualan Barang Mewah untuk kendaraan listrik yang Ditanggung Pemerintah atau PPnBM DTP
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan, ada tiga produsen EV yang akan mendapatkan perluasan insentif ini yakni, BYD, Citroen, dan Aion. Ketiga produsen tersebut telah menyampaikan komitmen investasi berupa fasilitas produksi di dalam negeri.
"Kelanjutan insentif ini memberikan sinyal kepada investor bahwa sebetulnya regulasi yang ada di Indonesia cukup kompetitif, termasuk hal-hal yang berkaitan dengan insentif dan stimulus," kata Agus di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Senin (16/12).
Karena itu, Agus mendorong produsen mobil hibrid untuk mendaftarkan produknya ke pemerintah agar bisa mendapatkan insentif tersebut. Menurutnya, perluasan insentif tersebut merupakan implementasi Peraturan Menteri Perindustrian No. 36 Tahun 2021 tentang Kendaraan Bermotor Roda Empat Emisi Karbon Rendah.
Berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia alias Gaikindo, penjualan mobil hibrid pada Januari-Oktober 2024 mencapai 47.955 unit, naik 20,15% dari capaian periode yang sama tahun lalu sejumlah 39.911 unit.
Adapun penjualan EV pada 10 bulan pertama tahun ini mencapai 31.994 unit atau naik 168,85% dibandingkan periode yang sama tahun lalu sejumlah 11.900 unit. Salah satu pendorong penjualan EV pada tahun ini disebabkan masuknya BYD ke dalam negeri.
Gaikindo mendata, penjualan EV merek BYD melampaui capaian Hyundai. Padahal pabrikan otomotif asal Cina tersebut baru memulai perdagangannya di Indonesia pada pertengahan tahun ini.
Angka penjualan BYD pada Juli-Oktober 2024 mencapai 6.980 unit EV, sedangkan Hyundai pada periode Januari-Oktober 2024 hanya 978 unit. Merek asal Korea Selatan ini pada tahun lalu masih menempati papan atas penjualan kendaraan listrik. Model Ioniq 5 Signature Extended Hyundai menjadi yang paling diminati ketika itu.
Mmodel EV terlaris besutan BYD selama bulan lalu adalah BYD M6 yang terjual hingga 1.886 unit. Model tersebut mengalahkan Wuling Air EV sejumlah 831 unit.
PLN telah memasok listrik pada 13.720 stasiun pengisian EV hingga semester pertama tahun ini. Jumlah tersebut berasal dari 1.582 SPKLU, 2.182 Stasiun Penukaran Baterai Kendaraan Listrik Umum atau SPBKLU, dan 9.956 Stasiun Pengisian Listrik Umum atau SPLU.
Perusahaan setrum negara itu telah mengoperasikan SPKLU yang tersebar di 1.131 lokasi di seluruh Indonesia atau meningkat 157% dibandingkan semester I tahun lalu yang hanya sebanyak 616 SPKLU.
Hingga semester pertama 2024 jumlah penggunaan listrik di stasiun pengisian tersebut juga mengalami pertumbuhan. Konsumsi listriknya meningkat sebesar 229% menjadi lebih dari 2.438,8 megawatt hour (MWh) dari sebelumnya sebesar 741,8 MWh pada semester pertama 2023.