Belanja Iklan Tumbuh Melambat, Terendah Sejak 2010
KATADATA ? Pertumbuhan belanja iklan kuartal I/2014 mencapai 15 persen atau tumbuh melambat dibanding tahun lalu dalam periode yang sama. Pertumbuhan ini bahkan paling rendah sejak tahun 2010 yang selalu di atas 20 persen.
Meski tumbuh melambat, secara total belanja iklan kuartal I/2014 mencapai Rp 26,7 triliun naik 15 persen dibanding tahun lalu sebesar Rp 23,3 persen. Sebagai perbandingan, pertumbuhan iklan kuartal I/2013 sebesar 23 persen.
Jika dilihat pertumbuhan menurut jenis media, belanja iklan televisi tumbuh sebesar 19 persen, surat kabar tumbuh 9 persen, dengan kontribusi terbesar dari organisasi politik dan pemerintahan-sementara majalah dan tabloid justru turun 1 persen.
Managing Director Media Nielson Indonesia Irawati Pratignyo menjelaskan pertumbuhan iklan melambat karena harga pemasangan iklan meningkat. "Sehingga belanja iklan juga berkurang," ujarnya di Jakarta, Rabu 4 Mei 2014.
Belanja iklan politik dan pemerintahan memberikan kontribusi besar terhadap belanja iklan, meningkat 89 persen dibanding kuartal I/2013. Pertumbuhan belanja iklan ini juga paling tinggi di semua jenis media yaitu 226 persen pada televisi menjadi Rp 1,17 triliun, 57 persen di surat kabar menjadi Rp 1,36 triliun dan 46 persen pada majalah dan tabloid menjadi Rp 14,27 miliar. Jika dibandingkan dengan pemilu 2009, belanja iklan parpol dan pemerintah tumbuh 92 persen dari Rp 1,056 triliun di 2009 menjadi Rp 2,04 triliun pada 2014.
"Selama minggu minggu kampanye, belanja iklan politik meningkat dua kali lipat," ujarnya.
Partai Golongan Karya (Golkar) menjadi pengiklan terbesar diikuti oleh Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerinda) kemudian Partai Demokrat.
Porsi belanja iklan politik tahun ini didominasi televisi sebesar 54 persen, setelah pemilu 2009 didominasi surat kabar sebesar 65 persen. Menurut Irawati televisi kembali dipandang sebagai media paling efektif untuk menyampaikan pesan politik. Trans TV menjadi stasiun televisi yang mendapatkan porsi belanja iklan terbesar yaitu 14 persen, disusul RCTI sebesar 12 persen dan ANTV 11 persen.
"Trans TV paling tinggi karena semua partai politik bisa masuk (iklan) kesitu,? katanya.
Setelah kategori organisasi politik dan pemerintahan, pos belanja iklan terbesar kedua yaitu pembersih dan perawat pakaian/kain yang tumbuh 72 persen. Disusul makanan/mie instan yang tumbuh 66 persen.
Pengiklan produk terbesar yaitu obat tradisional Mastin dengan nilai belanja Rp 260 miliar. Lalu disusul shampoo Clear Anti Ketombe Rp 220 miliar dan Mie Instan Sedap Rp 215 miliar.