Lewat RCEP, RI Berharap Investasi Asing di Sektor Otomotif Naik
Kementerian Perdagangan (Kemendag) memperkirakan Kemitraan Ekonomi Komprehensif Regional atau Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP) akan meningkatkan investasi asing langsung (foreign direct invetsment/FDI) pada sektor manufaktur. Direktur Perundingan ASEAN Kemendag Donna Goltom mengatakan, minat investasi asing tersebut meningkat, terutama di sektor otomotif.
"Otomotif itu sudah pasti. Korea akan akan masuk, Jepang juga siap masuk (investasi otomotifnya)," kata dia di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Informatika, Rabu (20/11).
(Baca juga: Libatkan Negara ASEAN & Tiongkok, Perjanjian Ekonomi RCEP Tunggu India)
Terlebih lagi, produk otomotif Indonesia mampu untuk masuk dalam pasar internasional. Hal ini diikuti dengan kebijakan di sektor otomotif yang memadai, adanya nilai tambah yang tinggi, serta ada potensi untuk mengembangkan kendaraan listrik di tanah air.
Selain otomotif, ia memperkirakan investasi sektor farmasi, kimia, serta besi dan baja akan meningkat. Namun, peningktan investasi tersebut harus diikuti dengan perbaikan iklim investasi.
Beberapa hal yang harus dibenahi seperti persiapan infrastruktur pelabuhan guna mempermudah ekspor, penekanan harga bahan bakar, hingga penurunan suku bunga perbankan. Keseluruhan hal tersebut, lanjut Donna, dapat menjadi keunggulan Indonesia dibandingkan negara lain.
"Paket Kebijakan XVI kalau dijalanjan secara efektif, bisa memperbaiki investasi," ujar dia.
(Baca juga: Peluang Indonesia Peroleh Untung dari Perang Dagang AS-Tiongkok)
Deputi Bidang Koordinasi Kerja Sama Ekonomi Internasional Kemenko Perekonomian Rizal Affandi Lukman mengatakan Indonesia dapat menarik investasi asing langsung dari blok dagang teerbesar di dunia. Sebab, RCEP dapat meraih pasar perdagangan dan investasi secara luas.
"Sepertiga ekonomi ada di perdagangan blok kita," ujar dia.
Pada 2018, sebanyak 47,4% dari total penduduk di dunia berada di negara RCEP. Selain itu, negara-negara RCEP juga menyumbang 32,2% dari Produk Domestik Bruto (PDB) dunia.
(Baca: Toyota dan Honda Bakal Investasi Rp 33,4 T di Indonesia hingga 2023)