Tembaga RI Dipuji Trump, Freeport McMoRan Pertimbangkan Alihkan Penjualan ke AS

Mela Syaharani
25 Juli 2025, 11:33
Pekerja melintasi areal tambang bawah tanah Grasberg Blok Cave (GBC) yang mengolah konsentrat tembaga di areal PT Freeport Indonesia, Distrik Tembagapura, Kabupaten Mimika, Papua, Rabu (17/8/2022).
ANTARA FOTO/Dian Kandipi/wpa/hp.
Pekerja melintasi areal tambang bawah tanah Grasberg Blok Cave (GBC) yang mengolah konsentrat tembaga di areal PT Freeport Indonesia, Distrik Tembagapura, Kabupaten Mimika, Papua, Rabu (17/8/2022).
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Freeport McMoran (Fcx) sedang mempertimbangkan untuk menjual produksi tembaga mereka ke Amerika Serikat (AS). Fcx merupakan perusahaan induk PT Freeport Indonesia (PTFI).

Fcx biasanya menjual tembaga hasil produksi tambang PTFI ke negara-negara Asia. Namun, CEO Freeport Kathleen Quirk pertimbangkan sebagian pasokan tersebut ke AS.

“Kami memiliki fleksibilitas untuk mengirim ke tempat yang paling masuk akal (memungkinkan). Kami tidak memiliki kontrak jangka panjang yang terikat untuk tembaga Indonesia,” kata Kathleen dikutip dari Reuters, Jumat (25/7).

Berdasarkan laporan perusahaan,  Fcx telah memproduksi 1,83 juta pon tembaga pada semester I 2025. Dari jumlah tersebut, 35,77% atau 635 ribu pon tembaga diproduksi dari Indonesia.

Fcx juga memproduksi tembaga di Chile, Peru. Namun di Indonesia perusahaan mengoperasikan tambang Grasberg, tambang tembaga terbesar kedua di dunia dan sebuah pabrik peleburan atau smelter.

Fcx mengatakan perusahaan hingga saat ini belum melihat detail rencana Presiden AS Donald Trump untuk memberlakukan tarif 50% atas impor tembaga mulai Agustus. Trump sebelumnya mengatakan penerapan tarif resiprokal ini merupakan bagian dari rencana untuk meningkatkan produksi tembaga AS. 

Sebab, setiap tahunnya AS mengimpor sekitar setengah dari kebutuhan tembaga mereka. Komoditas ini tergolong logam kritis untuk kendaraan listrik, peralatan militer, jaringan listrik, hingga barang-barang lainnya.

Trump dan pemerintahannya belum menyebutkan rincian jenis logam tembaga mana yang akan terkena tarif. “Kami masih menunggu rincian tambahan mengenai implementasi pengumuman tarif ini,” ujarnya.

Dia juga menyampaikan bahwa Freeport tidak mengetahui adanya pengecualian pada tahap ini untuk impor tembaga AS.

Sebagai produsen tembaga terbesar di AS, Fcx bertanggung jawab atas 70% tembaga olahan negara tersebut. Perusahaan yang bermarkas di Phoenix akan menjadi penerima manfaat terbesar dari tarif tembaga, dengan peningkatan laba tahunan setidaknya US$ 1,6 miliar, seperti dilaporkan Reuters awal bulan ini.

Freeport juga mengoperasikan satu dari dua smelter tembaga di AS dan telah mempelajari kemungkinan memperluas kapasitasnya sekitar 30%. Kathleen mengatakan perusahaan belum membahas rencana tersebut dengan pemerintahan Trump dan tidak berencana membangun smelter baru di AS.

Sebelumnya, Trump memuji kualitas tembaga Indonesia. Pujian itu dia lontarkan saat diwawancara wartawan mengenai kesepakatan dagang baru antara Indonesia dan AS. Hal itu membuka kemungkinan AS akan membeli tembaga dari Indonesia.

"Mereka (Indonesia) memiliki tembaga berkualitas tinggi," ujar Trump dikutip dari Bloomberg, Selasa (15/7).

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview
Reporter: Mela Syaharani

Cek juga data ini

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...