Bahlil Tawarkan 18 Proyek Hilirisasi Rp 618 Triliun ke Danantara, Ini Daftarnya

Mela Syaharani
22 Juli 2025, 14:29
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menyampaikan keterangan terkait izin tambang nikel Kepulauan Raja Ampat di Kantor Kepresidenan, Jakarta, Selasa (10/6/2025). Pemerintah mencabut empat izin usaha pertambangan (IUP) nikel di Ka
ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/nz
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menyampaikan keterangan terkait izin tambang nikel Kepulauan Raja Ampat di Kantor Kepresidenan, Jakarta, Selasa (10/6/2025). Pemerintah mencabut empat izin usaha pertambangan (IUP) nikel di Kabupaten Raja Ampat, Papua Barat Daya, antara lain milik PT Anugerah Surya Pratama (PT ASP) di Pulau Manuran, PT Kawei Sejahtera Mining (PT KSM) di Pulau Kawei, PT Mulia Raymond Perkasa (MRP) di Pulau Manyaifun dan Pulau Batang Pele. Serta PT Nurham Pulau Wa
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Ketua Satuan Tugas Percepatan Hilirisasi dan Ketahanan Energi Nasional Bahlil Lahadalia menyerahkan Dokumen Pra Studi Kelayakan (FS) 18 Proyek Prioritas ke CEO Danantara, Rosan Roeslani. 

Bahlil menyebut penyerahan ini merupakan penindaklanjutan dari ratas yang dilakukan sebelumnya, agar menyerahkan dokumen pra studi untuk segera dieksekusi baik sebagian atau seluruhnya.

“Agenda hilirisasi sesuai yang diamanatkan dalam Keputusan Presiden, ada 18 proyek yang sudah siap pra-FS dengan total investasi US$ 38,63 miliar (Rp 618,13 triliun),” kata Bahlil dalam acara  Penyerahan Dokumen Pra-Studi Kelayakan Proyek Prioritas Hilirisasi dan Ketahanan Energi Nasiona, Selasa (22/7).

Dia menyebut 18 proyek ini di luar investasi untuk ekosistem baterai kendaraan listrik. Secara rinci, 18 proyek tersebut terdiri atas 8 proyek hilirisasi mineral dan batubara, 2 proyek transisi energi, 2 proyek ketahanan energi, 3 proyek hilirisasi pertanian, serta 3 proyek hilirisasi kelautan dan perikanan.

“Pra FS ini sudah melewati proses panjang, dari diskusi, kajian mendalam antar tim yang melibatkan akademisi, pemangku kepentingan. Pengusaha, pemilik teknologi juga kami undang,” ujarnya.

Kendati demikian, dia menyebut dokumen ini belum sempurna karena baru pra-FS. Nantinya penyempurnaan dokumen diserahkan ke Danantara karena badan tersebut yang memiliki uang untuk menyempurnakan. Berdasarkan paparan Bahlil, 18 proyek ini berpotensi menciptakan 276 ribu lapangan pekerjaan.

“Sebagian sudah bisa dieksekusi di bulan atau tahun ini, karena ini merupakan amanah pak presiden,” ucapnya.

Meskipun penyempurnaan ada di Danantara, Bahlil mengatakan Satgas akan tetap terus terkoneksi intens dengan badan tersebut, termasuk dalam penentuan skema pembiayaan dan skala prioritas dari proyek, penentuan model bisnis dan pelaku usaha, pelaksanaan proyek. 

“Termasuk juga penetapan lokasi dan persiapan pelaksanaan, maupun penyelesaian kendaraan proyek, termasuk terkait presiden lahan dan mitigasi sosial lingkungan. Jadi begitu diserahkan pra-FS, silakan Danantara mengkaji,” katanya.

Setelah semua hal tersebut terselesaikan, Bahlil akan membantu terkait proses perizinan atau dengan kata lain satgas ini akan membantu Danantara di seluruh prosesnya.

“Danantara bisa melihat visibility bisnis dan sistem pembiayaan kemudian partnernya. Kalau pembiayaan dilakukan 100% Danantara akan jauh lebih baik, kalau tidak itu juga bisa dengan partner,” ujar Bahlil.

Berikut daftar 18 proyek hilirisasi dan ketahanan energi:

Hilirisasi Minerba

  •  Industri Smelter Aluminium (Bauksit) Rp 60 triliun
  •  Industri DME (batu bara) 6 lokasi Rp 164 triliun
  •  Industri Aspal (Aspal Buton) Rp 1,49 triliun
  •  Industri Mangan Sulfat (Mangan) Rp 3,05 triliun
  •  Industri Stainless Steel Slab (Nikel) Rp 38,4 triliun
  •  Industri Copper Rod, Wire & Tube (Katoda Tembaga) Rp 19,2 triliun
  •  Industri Besi Baja (Pasir Besi) Rp 19 triliun
  •  Industri Chemical Grade Alumina (Bauksit) Rp 17,3 triliun

Hilirisasi Pertanian

  • Industri Oleoresin (Pala) Rp 1,8 triliun
  • Industri Oleofood (Kelapa Sawit) Rp 3 triliun
  • Industri Nata de Coco, Medium-Chain Triglycerides (MCT), Coconut Flour, Activated Carbon (Kelapa) Rp 2,3 triliun

Hilirisasi Kelautan dan Perikanan

  • Industri Chlor Alkali Plant (Garam) Rp 16 triliun
  • Industri Fillet Tilapia (Ikan Tilapia) Rp 1 triliun
  • Industri Carrageenan (Rumput Laut) Rp 212 miliar

Ketahanan Energi

  • Oil Refinery Rp 160 triliun
  • Oil Storage Tanks Rp 72 triliun

Transisi Energi

  • Modul Surya Terintegrasi (Bauksit & Silika) Rp 24 triliun
  • Industri Bioavtur (Used Cooking Oil) Rp 16 triliun

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview
Reporter: Mela Syaharani

Cek juga data ini

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...