Mendag Dorong Kemitraan UMKM-Ritel Modern Demi Hadang Serbuan Barang Impor

Andi M. Arief
17 Juli 2025, 14:45
Mendag
ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto/rwa.
Menteri Perdagangan Budi Santoso menyampaikan sambutan pada acara penandatanganan perjanjian kerja sama antara Kemendag dengan Global Australian Halal Certification di Kemendag, Jakarta, Kamis (26/6/2025). Kerja sama tersebut diharapkan dapat meningkatkan nilai ekspor produk halal Indonesia di Australia, di mana sepanjang kuartal I/2025 mencapai 156,81 juta dolar AS atau naik 13,5 persen dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya.
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Menteri Perdagangan Budi Santoso menilai penguatan kemitraan antara ritel modern dan pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) dapat menjadi salah satu benteng pertahanan pasar domestik dari serbuan barang impor.

Menurutnya, kemitraan ini krusial di tengah ketegangan dagang antara Amerika Serikat (AS) dan Cina yang mendorong Cina mencari pasar alternatif, termasuk Indonesia.

“Kemitraan ritel modern dan produk UMKM dengan sendirinya bisa mencegah masuknya produk asing. Sebab, produk UMKM yang masuk ke ritel modern sudah punya daya saing,” ujar Budi di Jakarta, Kamis (17/7).

Selain mendorong kemitraan, Busan mengatakan aturan Peraturan Menteri Perdagangan No. 31 Tahun 2023 juga berperan menahan masuknya barang impor lewat lokapasar. Pasalnya, aturan itu mewajibkan semua produk yang dijual di lokapasar memenuhi standar dan pemeriksaan.

Sebagai bagian dari strategi penguatan UMKM, pihaknya aktif memfasilitasi pelaku UMKM agar bisa menembus pasar ekspor. Hingga paruh pertama 2025, lebih dari 600 UMKM difasilitasi dengan total nilai ekspor mencapai US$ 87,04 juta atau hampir Rp 1,3 triliun.

Busan menjelaskan, fasilitasi yang dilakukan berupa pertemuan bisnis antara pelaku UMKM lokal dan pembeli dari pasar ekspor. Sekitar 80% pertemuan berlangsung secara daring, sementara 20% dilakukan tatap muka.

“Pertemuan luring biasanya terjadi karena pembeli asing ingin melihat langsung fasilitas produksi UMKM, yang akhirnya menghasilkan kontrak jangka panjang,” ujarnya.

Target Kontribusi Ekspor UMKM Tembus 10%

Sebelumnya, Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Fajarini Puntodewi menargetkan kontribusi ekspor UMKM bisa mendekati 10% dari total ekspor nasional tahun ini. Tahun lalu, kontribusinya masih sekitar 7% dari total ekspor senilai US$ 264,7 miliar.

Fajarini menilai, keterlibatan BUMN binaan perusahaan pelat merah dapat mendorong kontribusi UMKM terhadap total ekspor mendekati 10% tahun ini. Pemerintah sendiri menargetkan nilai ekspor nasional tumbuh 7,1% menjadi US$ 283,49 miliar.

Ia berharap, ekspor UMKM bisa meningkat hingga 53,07% atau sekitar US$ 28,34 miliar. Namun, Fajarini belum merinci komoditas yang akan menjadi fokus ekspor UMKM tahun ini.

“Itu data yang kami hitung berdasarkan Surat Keterangan Asal ekspor. Dengan kolaborasi bersama Kementerian BUMN, angka ini masih bisa kami dorong lebih tinggi,” ujarnya.

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview
Reporter: Andi M. Arief

Cek juga data ini

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...