PLN Cetak Laba Rp 17,76 Triliun pada 2024, Turun 19,53%


PT PLN (Persero) mencatatkan laba perusahaan Rp 17,76 triliun pada 2024. Angka ini turun 19,53% dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai Rp 22,03 triliun.
Meski laba bersih turun, berdasarkan laporan keuangan terjadi kenaikan pendapatan perusahaan. Nilainya Rp 545,38 triliun, naik 11,9% dibandingkan 2023 yang hanya Rp 487,38 triliun.
“Pencapaian ini tidak bisa dilepaskan dari peran besar dan keberpihakan pemerintah untuk mendukung PLN,” kata Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo dalam siaran pers, Rabu (18/6).
Sepanjang 2024, perusahaan pelat merah itu berhasil membukukan penjualan tenaga listrik sebesar 306,22 terawatt hour (TWh) atau tumbuh 6,17% dibandingkan dengan realisasi 2023. Capaian ini juga setara 102,08% dari target yang ditetapkan pemerintah sebesar 299,99 TWh.
Penjualan tenaga listrik ini menjadi penopang utama pendapatan perseroan yang mencapai Rp 353,17 triliun, meningkat dari Rp333,19 triliun pada tahun sebelumnya.
Pada 2024, penjualan listrik didominasi oleh sektor rumah tangga sebesar 43%, disusul sektor industri 30%, sektor bisnis 19%, dan sektor lainnya 8%.
Peningkatan penjualan tenaga listrik ini juga didukung oleh upaya penambahan aset serta konsolidasi seluruh proses bisnis PLN. Berkat upaya tersebut, jumlah pelanggan tumbuh 5,88% dari periode sebelumnya atau sebesar 3,72 juta pelanggan.
Dari sisi pelanggan rumah tangga, PLN memperluas jangkauan layanan melalui program listrik desa (Lisdes). Sesuai arahan Pemerintah, pembangunan infrastruktur kelistrikan di daerah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T) terus dikebut.
Hal ini menghasilkan rasio elektrifikasi nasional menjadi 99,83%. Penambahan tersebut juga berimbas pada peningkatan penjualan listrik pelanggan rumah tangga sebesar 130,43 TWh, naik 6,62%.
“Peningkatan jumlah pelanggan di sektor rumah tangga, khususnya di desa-desa, merupakan komitmen kami untuk memastikan pemerataan akses listrik di seantero Indonesia,” ucap Darmawan.