PLN Ramal Permintaan Listrik Naik 67% pada 2034 Imbas Industri hingga Pusat Data


PT PLN (Persero) mengatakan jumlah permintaan listrik pada 2034 naik menjadi 511 terawatt per hour (Twh). Pertumbuhan ini naik 67% dibandingkan permintaan 2024.
“Untuk 2034, permintaan naik menjadi 511 Twh, naik dari 306 Twh di tahun kemarin,” kata Darmawan dalam paparannya di acara Diseminasi RUKN dan RUPTL 2025-2034, Senin (2/6).
Dia menyebut perhitungan kenaikan permintaan 2034 ini sudah mempertimbangkan pertumbuhan ekonomi yang ditargetkan naik 8% pada 2029.
Berdasarkan paparannya, potensi tambahan permintaan ini berasal dari pertumbuhan permintaan organik, kawasan ekonomi khusus (KEK) & pusat data, hilirisasi minerba, kendaraan listrik & kompor listrik, hilirisasi sawit, IKN, serta maritim & pariwisata.
Pada 2034, area yang memiliki permintaan listrik tertinggi ada di Pulau Jawa mencapai 322,7 Twh. Angka ini terdiri atas 28 Twh KEK dan pusat data, 293 Twh permintaan organik, serta 1,7 Twh kendaraan listrik dan kompor listrik.
“Di Jawa ini pertumbuhannya adalah pertumbuhan organik yang berbasis pada pertumbuhan rumah tangga,” ujarnya.
Berikut rincian demand listrik pada 2034 berdasarkan pulau-pulau besar:
Sumatra
Permintaan organik: 73 Twh
KEK dan pusat data: 17 Twh
Kendaraan listrik dan kompor listrik: 0,2 Twh
Hilirisasi sawit: 4 Twh
Jawa
Permintaan organik: 293 Twh
KEK dan pusat data: 28 Twh
Kendaraan listrik dan kompor listrik: 1,7 Twh
Kalimantan
Permintaan organik: 29 Twh
Kendaraan listrik dan kompor listrik: 0,2 Twh
Hilirisasi minerba: 5,3 Twh
IKN: 1 Twh
Sulawesi
Permintaan organik: 25 Twh
Kendaraan listrik dan kompor listrik: 0,1 Twh
Hilirisasi minerba: 17 Twh
Nusa Tenggara
Permintaan organik: 8 Twh
Maritim dan pariwisata: 0,2 Twh
Maluku
Permintaan organik: 3 Twh
Hilirisasi minerba: 1,3 Twh
Kendaraan listrik dan kompor listrik: 0,1 Twh
Papua
Permintaan organik: 4 Twh
Kendaraan listrik dan kompor listrik: 0,06 Twh
Darmawan mengatakan, dia menemukan beberapa fakta ketika menghitung potensi pertumbuhan demand listrik pada 2034.
“Ada daerah-daerah yang kami prediksi pertumbuhan demandnya tinggi, malah realitanya rendah. Ada daerah-daerah yang kami prediksi pertumbuhan demandnya rendah, ternyata malah tinggi,” ucapnya.
Dia menyebut ada area yang pertumbuhan permintaannya sangat tinggi berasal dari permintaa organik yang stabil. Namun, ada juga pertumbuhan permintaan yang tinggi karena hilirisasi, baik berbasis minerba maupun kelapa sawit.
“Masing-masing sangat spesifik, jadi dalam RUPTL analisisnya berbasis geospasial,” kata Darmawan.