Prabowo Ajak Investor Asing Garap Proyek Migas Strategis RI Lewat Danantara

Muhamad Fajar Riyandanu
21 Mei 2025, 18:28
Prabowo
ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/nz
Presiden Prabowo Subianto (kiri) berbincang dengan perwakilan delegasi negara sahabat usai meresmikan badan pengelola investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara) di Istana Negara, Jakarta, Senin (24/2/2025).
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Presiden Prabowo Subianto mendorong perusahaan minyak dan gas (migas) kelas kakap untuk meningkatkan investasi di sektor hulu energi di dalam negeri. Ia menyampaikan ajakan tersebut saat memberikan arahan dalam gelaran IPA Convention & Exhibition di ICE BSD Tangerang pada Rabu (21/5).

"Saya mendorong semua pihak dari dalam dan luar negeri silakan Anda masuk ke peluang-peluang yang kita berikan," kata Prabowo.

Ketua Umum Partai Gerindra itu turut mengapresiasi pegelaran IPA tahun ini yang dihadiri oleh banyak perusahaan dari sejumlah negara asing seperti ExxonMobil, Mubadala hingga BP.

Pada kesempatan itu, Prabowo juga menyoroti penemuan cadangan gas oleh Mubadala di Laut Andaman, Aceh sebagai ladang gas terbesar di Asia Tenggara dalam beberapa dekade terakhir. "Mungkin ini ladang terbesar selama beberapa puluh tahun. Luar biasa," ujar Prabowo.

Di sisi lain, Prabowo menyampaikan telah menyiapkan Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara atau BPI Danatara sebagai lembaga investasi negara yang akan menjadi mitra strategis dalam proyek-proyek energi domestik.

Ia menegaskan Danantara siap berinvestasi sekaligus berkolaborasi dengan investor asing di sejumlah proyek-proyek energi strategis demi memenuhi kebutuhan energi dalam negeri.

"Danantara Indonesia siap berinvestasi secara strategis dalam proyek-proyek energi yang tersedia, bersama kawan-kawan di luar negeri untuk mendorong kebutuhan kita," kata Prabowo.

Menteri Pertahanan 2019-2024 itu turut menyoroti kondisi Indonesia yang masih bergantung pada impor untuk memenuhi kebutuhan energi domestik. Menurut Prabowo, ketergantungan pada impor menyebabkan negara harus menguras sekitar US$ 40 miliar per tahun.

"Hal ini sebenarnya dan seharusnya digunakan untuk membantu rakyat kita di bidang-bidang strategis seperti pendidikan, kesehatan, dan untuk mengurangi dan menghilangkan kemiskinan," ujar Prabowo.

Adapun Presiden Prabowo menargetkan capaian minyak terangkut atau lifting sebanyak 900 ribu sampai dengan 1 juta barel minyak per hari (BOPD) pada 2029.

Prabowo juga menyampaikan acamana kepada para pejabat negara yang tidak menaati arahan reformasi birokrasi dan perbaikan iklim investasi di sektor energi. Menurut Prabowo, komitmen para pejabat diperlukan lantaran saat ini terdapat puluhan wilayah kerja migas yang siap ditawarkan ke investor.

Prabowo meminta agar badan-badan regulasi menyederhanakan aturan agar investasi dan kegiatan usaha tidak terhambat oleh birokrasi yang tidak efisien. "Pejabat yang tidak mau menyederhanakan regulasi akan saya ganti akan saya copot. Banyak anak-anak muda yang nunggu diberi kesempatan," kata Prabowo.

Pada kesempatan serupa, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, mengatakan saat ini ada 68 cekungan migas yang belum terjamah. Di sisi lain, Bahlil menyebut pihaknya akan melelang 60 wilayah kerja (WK) dalam waktu 2-3 tahun ke depan.

Ia juga melaporkan situasi bahwa ada 10 WK migas yang sudah mendapatkan persetujuan Plan of Development (POD) namun justru mangkrak atau tidak dijalankan oleh para pemegang konsesi.

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview
Reporter: Muhamad Fajar Riyandanu

Cek juga data ini

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...