CATL Ditargetkan Produksi Perdana Baterai EV di 2026, Dibeli AS dan Eropa


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengatakan Contemporary Amperex Technology Co Ltd (CATL) akan mulai memproduksi baterai kendaraan listrik (EV) pada 2026.
“CATL lanjut (investasi), masuk dalam ekosistem penyediaan baterai EV, mereka juga sudah memiliki offtaker. Jadi mereka mengharapkan paling lambat Maret 2026 sudah berproduksi di Indonesia,” kata Wakil Menteri ESDM, Yuliot Tanjung saat ditemui di Kementerian ESDM, Jumat (16/5).
Yuliot menyebut CATL telah memiliki sejumlah offtaker dari produk baterai EV. Perusahaan menyampaikan kepada pemerintah sudah ada non-disclosure agreement terkait offtaker bersama beberapa vendor EV.
“Vendornya ada yang dari Eropa dan Amerika Serikat. Tapi mereka belum bisa menyampaikan siapa offtakernya,” ujarnya.
Dia menyebut saat produksi perdana mereka, kapasitas produksi CATL mencapai 7,5 gigawatt per hour (Gwh). Jumlah ini setengah dari rencana awal investasi yang mencapai 15 Gwh.
Dalam proyek ini, lanjut Yuliot, CATL memiliki dua mekanisme investasi, pertama perusahaan harus mendapatkan persetujuan terlebih dahulu dari pemerintah Cina sebanyak 15 Gwh. Namun sejauh ini, pemerintah Cina baru menyetujui 7,5 Gwh sehingga kapasitas produksi perdana mereka baru setengahnya. Persetujuan awal ini proyek akan dijalankan menggunakan pendanaan perusahaan.
Untuk mendapatkan persetujuan 7,5 gwh berikutnya, pendanaan tidak hanya berasal dari perusahaan namun juga harus mendapatkan dari IPO perusahaan. “Jadi mereka bisa untuk memiliki kapasitas produksi 15 Gwh,” ucapnya.
Pertemuan Pemerintah dan CATL
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir bertemu dengan Representative of the Chairman CATL for Resource Affairs (CATL), Li Changdong.
Pertemuan ini dilakukan untuk membahas tindak lanjut rencana investasi ekosistem terintegrasi baterai kendaraan listrik yang bekerjasama antara Contemporary Amperex Technology (CATL) dan Indonesia Battery Corporation (IBC) dalam membangun pabrik sel baterai di Indonesia.
“Kerja sama ini merupakan upaya pemerintah untuk mengembangkan industri kendaraan listrik (EV) dan energi terbarukan di Indonesia serta menjadikan Indonesia sebagai pusat global untuk kendaraan listrik di Asia Tenggara,” tulis Erick dalam akun instagram miliknya, dikutip Kamis (15/5).
Selain CATL, pertemuan tersebut juga dihadiri oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia, Wamen ESDM Yuliot Tanjung, Wamen Investasi dan Hilirisasi Indonesia Todotua Pasaribu, Chief Operating Officer (COO) Danantara Dony Oskaria, beserta para Direksi BUMN.
Cari Dana Pinjaman US$ 1 Miliar
Dikutip dari The Business Times, Contemporary Amperex Technology Co Limited (CATL), sedang mencari pinjaman dana sekitar US$ 1 miliar atau Rp 16,54 triliun untuk mendanai investasi mereka di Indonesia.
Hasil pinjaman tersebut akan digunakan untuk membiayai usaha patungan (JV) perusahaan, yang berencana untuk membangun fasilitas produksi sel baterai di Karawang, Jawa Barat. Hingga saat ini, CATL masih berkomunikasi dengan calon pemodal, sehingga besaran pinjaman masih berpotensi berubah.
Upaya pembangunan produksi sel baterai ini muncul saat CATL mengukur minat investor untuk penjualan saham potensial senilai US$ 5 miliar yang dapat menjadi pencatatan terbesar di Hong Kong dalam beberapa tahun.
Melalui anak perusahaannya CBL International Development, membentuk JV dengan perusahaan milik pemerintah Indonesia Battery Corp. (IBC). Usaha patungan tersebut berencana untuk menginvestasikan US$ 1,2 miliar di negara Asia Tenggara tersebut. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan produksi baterai perusahaan yang berpusat di Fujian tersebut menjadi 15 gigawatt per tahun.